Fimela.com, Jakarta SM Entertainment telah mendebutkan girl group barunya yang cukup mencuri perhatian. Bernama aespa, grup yang satu ini mengusung konsep girl crush dan teknologi avatar yang mengesankan.
aespa debut melalui single berjudul Black Mamba yang dirilis bulan November lalu. Dalam waktu singkat Karina, Winter, Giselle dan Ningning jadi idola baru bagi para pecinta K-Pop.
Sayangnya kemunculan aespa yang ditunggu-tunggu juga diwarnai isu plagiarisme. Kasus tersebut pun sampai kini masih jadi perdebatan. Berikut kronologinya.
Awal Kontroversi
Konsep futuristik yang diusung aespa tak sepenuhnya memikat penggemar. Beberapa ada yang masih agak asing dengan konsep tersebut, ditambah lagi dugaan penjiplakan oleh seniman asal Jerman, Timo Helgert.
Sesaat setelah MV Black Mamba dirilis, Timo menyampaikan protes terhadap agensi. MV tersebut diduga meniru MV Pop/Star yang dibawakan K/D/A. Ia sebagai seniman visual tak terima karyanya digunakan tanpa izin.
Kata Netter
Sejumlah netizen turut berkomentar atas kontroversi MV Black Mamba tersebut. Kemiripan yang disoroti antara lain lokasi MV yang sama-sama menggunakan latar belakang subway.
Selain itu dari tema warna hingga grafiti yang terdapat di kedua MV juga cukup mirip. Dan yang paling ikonik adalah karakter animasi aespa yang juga serupa dengan K/D/A.
Respon Agensi
SM Entertainment selaku agensi akhirnya merespon kasus yang sudah ramai sekitar sebulan belakangan itu. Dalam wawancara dengan Sports Kyunghyang, pihak agensi telah mencoba melakukan diskusi lebih lanjut dengan sang seniman.
“Kami telah menghubungi sang seniman dan perusahaannya tentang beberapa adegan di MV ‘Black Mamba’ milik aespa. Dalam diskusi tersebut kami juga telah membicarakan rencana dan menjelaskan pandangan dari sisi kami,” tutur perwakilan SM Entertainment (22/12).
“Sang seniman dan perusahaan yang bersangkutan telah memahami perencanaan dan proses produksi kami, sehingga mereka memastikan tidak ada keberatan lagi dengan MV tersebut,” jelasnya.