Komunitas Peduli Down Syndrome Rayakan Hari Ibu Secara Virtual

Gadis Abdul diperbarui 21 Des 2020, 14:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebentar lagi masyarakat Indonesia akan merayakan hari istimewa, yakni Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember. Hari Ibu di tahun ini memang pastinya berbeda karena di tahun ini Hari Ibu dirayakan di tengah pandemi virus Corona yang melanda negeri ini. Tapi bukan berarti pandemi virus Corona menjadi penghalang untuk terus bersilarurahmi karena kini silaturahmi pun dapat dilakukan secara virtual.

Itulah yang terjadi dalam perayaan Hari Ibu yang diadakan oleh Komunitas Peduli Down Syndrome (KPDS). Memperingati Hari Ibu tahun ini, KPDS mengadakan Mother's Day Virtual Celebration melalui aplikasi video conference dan meeting, Zoom. Acara virtual itupun dihadiri oleh ratusan anggota KPDS yang tersebar dari berbagai daerah di Indonesia.

"Semua ibu luar biasa," demikian kalimat yang terucap dari Ketua Komunitas Peduli Down Syndrome Maria Yustina dalam sambutannya ketika membuka acara Mother's Day Virtual Celebration, Minggu (20/12/2020). Maria pun menjelaskan bagaimana peran seorang ibu yang mampu membuat anak-anaknya bisa hidup mandiri.

"Cinta ibu adalah cinta tanpa pamrih. Cinta sejati yang suci, maka beruntung anak-anak yang bisa merasakan kasih sayang ibu saat ini," ungkapnya. Setiap ibu tentunya memiliki pengalaman serta tantangan tersendiri ketika mengurus anak-anak mereka, terutama anak-anak berkebutuhan khusus. Dalam perayaan Hari Ibu secara virtual ini KPDS pun mencoba memberikan kesempatan kepada para ibu untuk berbagi cerita, suka dan duka ketika mereka membesarkan anak-anak yang istimewa.

Ketua Komunitas Peduli Down Syndrome Maria Yustina memberikan sambutannya dalam acara Mother's Day Virtual Celebration, Minggu (20/12/2020) yang diadakan melalui Zoom.

Mama Tati adalah ibu pertama yang tampil dan menyapa semua peserta Zoom. Mama Tati tidak sendirian, ia bersama dengan anak gadisnya yang cantik yang bernama Sastri, 10 tahun. Usai mengucapkan selamat Hari Ibu, Sastri pun mengungkapkan alasan mengapa ia sayang dengan mamanya. "Makanan," itulah satu kata yang dikeluarkan dari mulut Sastri.

Sebagai anak berkebutuhan khusus, Sastri boleh jadi tidak bisa mengungkapkan rasa cintanya dengan kata-kata yang panjang-lebar, namun senyuman tulusnya pasti akan membuat siapapun yang melihatnya bahagia, terutama keluarganya. Hal itu pula yang diungkapkan oleh Mama Tati saat ditanya apa tantangan terbesar ketika membesarkan Sastri.

"Sastri, alhamdulillah sangat mandiri. Sangat menyenangkan. Di dalam keluarga dia yang bikin bahagia. Dia tersenyum setiap hari," cerita Mama Tati yang tak bisa menahan air mata bahagianya dan terus menatap ke arah Sastri yang tidak berhenti tersenyum itu. Usai Mama Tati bercerita soal anaknya, ada banyak tamu yang dihadirkan dalam acara virtual perayaan Hari Ibu yang diadakan oleh Komunitas Peduli Down Syndrome, seperti Linda Agum Gumelar dan Ade Rai.

Dalam sambutannya Linda Agum Gumelar mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu luar biasa yang memiliki anak-anak istimewa. "Saya sangat memberikan apresiasi karena saya tahu ini adalah orangtua yang luar biasa. Semuanya hebat. Mamanya luar biasa, penuh sabar, semangat, kasih sayang," ujar Linda. "Selamat semuanya, tetap semangat. Buat yang merayakan hari Natal, selamat Natal dan selamat Tahun Baru buat kita semua. Selamat Hari Ibu," tutupnya.

2 dari 2 halaman

Anak-anak Down Syndrome Adalah Bagian dari Keluarga

Komunitas Peduli Down Syndrome Rayakan Hari Ibu Secara Virtual

Di luar sana mungkin masih ada sebagian orang yang menganggap “aneh” anak-anak down syndrome, bahkan bebera orang mungkin masih menganggap bahwa anak-anak down syndrome adalah beban keluarga. Hal itulah yang ingin dipatahkan oleh Ibu Emsyarif yang memiliki seorang anak berkebutuhan khusus yang bernama Imansyah Aditya Fidri atau yang akrab disapa Adit, 17 tahun.

"Tantangan pertama saya adalah kesehatan," cerita Emsyarif. Diawal kelahiran Adit, Emsyarif mengatakan dirinya memang harus fokus pada kesehatan Adit. Setelah itu tantangan lain yang dihadapi oleh Emsyarif adalah omongan publik yang selalu mengatakan anaknya, Adit tidak bisa apa-apa.

"Saya ingin mengatakan anak-anak ini (anak-anak down syndrome) merupakan bagian dari rumah. Saya ingin mengatakan kalau anak-anak down syndrome bukan pelengkap keluarga, bukan beban keluarga, bukan beban lingkungannya. Anak-anak down syndrome bisa mandiri," tegas Emsyarif. Apa yang dikatakan oleh Emsyarif pun terbukti, kini Adit, anak istimewanya itu juga membantunya membuka usaha makanan ringan.

Perayaan Hari Ibu tahun ini memang berbeda karena tidak bisa berhadapan secara langsung, namun meskipun diadakan secara virtual, perayaan Hari Ibu yang diadakan oleh Komunitas Peduli Down Syndrome ini berjalan sukses. Tidak hanya itu semua peserta pun mendapatkan banyak pelajaran berharga dari para ibu-ibu hebat yang memiliki anak-anak istimewa. "Selamat Hari Ibu, #IbuHebatNeverGiveUp"