Fimela.com, Jakarta Menteri Keuangan RI Sri Mulyani meyakini Indonesia akan lebih baik ketika perempuan memiliki sifat pemimpin yang bisa menangani banyak hal. Hal ini karena perempuan memiliki kepedulian dan kepekaan yang luar biasa. Menjadikannya sebagai kekuatan sesungguhnya bagi perempuan
Salah satu tolak ukur seorang perempuan sukses menjadi seorang pemimpin adalah ketika dia dihormati dan dituruti karena pemikiran dan sikapnya.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengklasifikasikan pemimpin secara de jure dan de facto. Menurutnya, pemimpin secara de jure hanya karena ia memiliki jabatan. Namun yang sulit bagaimana seorang pemimpin bisa menjadi pemimpin secara de facto. Yang berdasarkan kompetensi dan memiliki kepercayaan diri.
"Kompetensi diperoleh kalau belajar. Bukan hanya belajar dari kelas. Knowledge dan education sekarang bisa didapat dari berbagai sumber. Kamu pilih sendiri sumbernya yang tepat," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani pada acara Girls Leadership Class pada Minggu (20/12/2020).
What's On Fimela
powered by
Terbiasa berjalan di luar rencana
Ketika bisa menemukan sumber yang tepat, tentu kamu bisa merencanakan banyak hal untuk membawa organsasi ke tujuan tertentu. Meski demikian, kamu pun harus siap dengan berbagai kemungkinan. Sri Mulyani sendiri kerap mengalami apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Di masa pandemi yang membuat kondisi dunia terus berubah, membuat perannya sebagai seorang menteri harus melakukan banyak manuver bersama dengan kementerian lain. Namun tidak jarang hasil yang ia peroleh tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
"Di usia masih belia, harus mulai terbiasa merencanakan sesuatu dan tidak berjalan persis yang direncanakan. Di sinilah sikap seorang pemenangmu diuji," ungkap Sri Mulyani.
"Pemenang itu sikap. Kalau kalian menghadapi kegagalan sikapnya menjadi seorang winner atau looser. Waktu dia gagal, apakah dia hancur atau dia jsutru mengatakan kenapa gagal dan bangkit lagi,"
Bisa menata hati dan pikiran
Penting bagi seorang pemimpin perempuan untuk bisa kembali menata hati dan pikirannya di saat mengalami kegagalan. Ketika kita tidak bisa menata kembali hati dan pikiran artinya kita tidak memimpin diri sendiri. Artinya, tidak mungkin kita memimpin orang lain ketika kita tidak bisa memimpin diri sendiri.
Tantangan perempuan lainnya juga datang dari sesama perempuan. Sri Mulyani melihat perempuan sering mendapat stigma timbulnya persaingan yang tidak sehat antar sesama perempuan.
"Perempuan sering distigma bersaingnya itu tidak sehat. Kalau bos perempuan lihat perempuan lain rasanya lain. Sikut menyikut. Saya tidak ingin kalian tidak memiliki sikap seperti itu," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menurut Sri Mulyani, sesama perempuan tidak perlu seperti saling menyingkirkan. Justru harus saling dukung satu sama lain.
Simak video berikut ini
#changemaker