Meningkatnya Peserta BPJS Kesehatan Menjadi Tantangan Pembiayaan Kesehatan Berkelanjutan JKN

Anisha Saktian Putri diperbarui 18 Des 2020, 16:16 WIB

Fimela.com, Jakarta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah berjalan selama enam tahun sejak 2014 dan telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Indonesia. Namun, penyelenggaraan JKN sejak awal pembentukan hingga kini masih menyisakan pekerjaan rumah bagi pemerintah, menurut Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH, pada ajang penghargaan Novartis Press Award (NPA) 2020 kemarin.

“Perbaikan demi perbaikan sudah dilakukan, tetapi terdapat sejumlah tantangan dan permasalahan yang masih harus dibenah. Salah satunya adalah pengoptilaman ekosistem big data dalam memonitoring aktivitas kesehatan peserta BPJS Kesehatan yang sudah mulai mendapat perhatian. Selain itu, pembiayaan kesehatan yang berkelanjutan harus menjadi fokus utama, dan ini dapat direalisasikan dengan meningkatkan jumlah kepersertaan BPJS kesehatan,” jelas Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, DrPH, Ketua Asosiasi Ekonomi Kesehatan Indonesia (InaHEA) dan Ketua Kegiatan Finansial Kesehatan Indonesia pada organisasi konsultasi Thinkwell.

Menurut Prof. dr. Hasbullah, jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan perlu ditingkatkan dengan berbagai upaya oleh Dewan Pengawas BPJS, dan harus menjadi prioritas utama karena dapat memastikan jaminan kesehatan yang merata dan mencapai seratus persen peserta.

“JKN telah terbukti meningkatkan akses pada jutaan penduduk Indonesia dan Pemerintah berkomitmen memperbaikinya lebih lanjut. Banyak masalah pemahaman filosopi, prinsip, dan pelaksanaan di lapangan yang belum sinkron,” jelas Hasbullah.

2 dari 2 halaman

Novartis Press Award

Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon

Novartis Press Award yang digagas oleh Novartis Indonesia merupakan sebuah penghargaan kepada para jurnalis atas upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai isu terkini dalam sektor kesehatan, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan pelaksanaan program JKN di Indonesia, melalui pemberitaan yang berimbang, mendalam dan komprehensif.

“Sejalan dengan tujuan Novartis, re-imagine medicine, inisiatif ini adalah bagian dari program giving more to society, sebagai bentuk komitmen Novartis dalam upaya turut meningkatkan sistem kesehatan di Indonesia melalui pemberitaan yang berimbang, mendalam dan komprehensif yang dapat memicu dialog multi-stakeholder. Dalam hal ini, media memegang peran yang sangat penting dalam mengomunikasikan kebijakan dan program pemerintah guna meningkatkan sistem kesehatan,” jelas Hanum Yahya, Country Head of Public Affairs, Communications & Patient Advocacy Novartis Indonesia.

Di kesempatan yang sama, Athia Yumna, Wakil Direktur Bidang Penelitian dan Penjangkauan, The SMERU Research Institute, menyatakan apresiasinya atas diselenggarakannya kompetisi NPA 2020 dan mendukung lomba jurnalistik serupa dapat diadakan secara berkala oleh institusi lainnya.

“Kompetisi jurnalistik seperti NPA ini sangat baik untuk diadakan secara berkala sebagai langkah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi berkualitas mengenai isu-isu dalam penyelenggaraan program JKN, seperti upaya pembiayaan kesehatan yang berkelanjutan dan strategi pemanfaatan Big Data,” papar Athia.

Novartis Press Award 2020 berlangsung dari tanggal 23 Juli sampai dengan 13 November 2020 dengan jumlah pemberitaan yang masuk dan dijurikan sebanyak 91 artikel yang telah dipublikasi. Adapun dewan juri dalam kompetisi ini terdiri dari: ahli kesehatan masyarakat dan ekonomi kesehatan, Prof. Dr. Hasbullah Thabrany, MPH, drPH; wartawan senior, Evi Mariani; dan praktisi industri farmasi, dr. Rosalina Saleh.

#changemaker