Kaleidoskop 2020: Kasus Pembunuhan George Floyd Picu Demo Black Lives Matter Terbesar di Dunia

Karla Farhana diperbarui 17 Des 2020, 12:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Kasus pembunuhan George Floyd (46) mendorong masyarakat Amerika Serikat untuk tidak lagi tinggal diam dalam menyuarakan isu rasisme yang menimpa kaum Afrika-Amerika di Negeri Paman Sam. Gelombang demonstran dalam jumlah yang sangat besar turun ke jalan di tengah Pandemi Corona yang masih melanda. Mereka menuntut keadilan bagi Floyd. 

Bukan hanya di Amerika saja, demonstran juga turut menyuarakan protes di berbagai negara lain. Mulai dari Korea Selatan, Kanada, Australia, sejumlah negara di Eropa, dan bahkan gaungnya juga terdengar di Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir, gelombang demonstran yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu berturut-turut ini menjadi aksi terbesar sepanjang sejarah. 

Floyd diketahui meninggal setelah lehernya ditindih Derek Chauvin, seorang polisi Minneasota. Chauvin saat itu sedang menanggapi adanya laporan mengenai uang palsu yang diberikan George Floyd pada saat membayar di sebuah toko makanan. Floyd yang tidak bersenjata ditindih saat dia tidak melawan Chauvin dan ketiga polisi lainnya yang berada di lokasi saat itu. 

Demo besar-besaran ini juga mendorong Dewan Kota Minnepolis untuk membubarkan departemen kepolisian di kota tersebut. Dilansir dari Guardian, Dewan Kota Minneapolis berjanji akan menggantinya dengan sistem keamanan publik baru. 

"Di Minneapolis dan kota-kota di AS, jelas bahwa sistem kepolisian kita tidak menjaga keamanan komunitas kita," kata Presiden Dewan Kota Minneapolis Lisa Bender. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Breonna Taylor

Ilustrasi Breonna Taylor. Sumber foto: unsplash.com/Maria Oswalt.

Aksi Black Lives Matter ini bukan hanya menuntut keadilan untuk Floyd dan mengubah sistem rasisme yang sudah melekat bertahun-tahun. Selain Floyd, kasus Breonna Taylor juga diangkat. 

Taylor meninggal pada 13 Maret 2020, tengah malam, ketika petugas polisi Louisville melakukan penggeledahan dengan surat perintah di apartemen Breonna Taylor. Menurut laporan, polisi saat itu sedang melakukan penyelidikan terhadap 2 orang pria yang diyakini menjual narkoba dari sebuah rumah yang sebenarnya berjarak jauh dari rumah Breonna Taylor. 

Namun, hakim telah menandatangin surat perintah dimana polisi ditugaskan untuk mencari tempat tinggal Breonna Taylor. Mereka percaya kalau salah satu dari 2 pria ini menggunakan alamat rumah Tayor untuk menerima paket. 

Kampanye dan aksi untuk menyuarakan anti rasisme di Amerika Serikat dan Eropa hingga kini masih diserukan. Pasalnya, masih banyak ketidakadilan dan diskriminasi terjadi terhadap orang-orang kulit berwarna, terutama yang berkulit gelap. 

#ChangeMaker

3 dari 3 halaman

Simak Video Berikut