Ibu Menjadi Penguatku untuk Bertahan selama Merantau

Endah Wijayanti diperbarui 16 Des 2020, 09:53 WIB

Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita bersama. Seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba Cerita Senyum Ibu berikut ini.

***

Oleh: Mayu Rahmayanti

"Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia." Ya, sepenggal kalimat yang menggambarkan betapa besarnya kasih sayang seorag ibu kepada anaknya. Ibu adalah sosok wanita kuat yang senatiasa memberikan senyum terbaik dan ikhlasnya kepada keluarganya. Ia adalah seseorang yang tidak pernah menunjukkan keluh kesah dan kesulitan yang ia hadapi di mata anak-anaknya. Bagiku ibu adalah sumber inspirasiku, tempat untuk bercertita segala hal yang terjadi dalam hidupku.

Tahun ini adalah tahun ke-10 aku hidup di perantauan jauh dari orang tua, ayah, dan ibu. Sejak lulus SMA aku meningglkan kota kelahiranku untuk kuliah. Jika dihitung paling banyak dua kali dalam satu tahun aku baru bisa pulang, berbeda dengan teman-temanku yang jika rindu bisa langsung pulang ke kampung halamannya atau bahkan ada yang bisa bertemu setiap hari dengan orang tuanya. Tidak seperti aku yang harus menunggu waktu itu datang, ya waktu libur.

Ada satu kenangan yang masih sangat kuingat dan mungkin tak akan aku lupakan, kenangan  saat aku pulang ke kota kelahiranku. Ada momen yang terjadi setiap kali aku pulang. Saat pulang aku selalu memandangi wajah orang tuaku, memandangi wajah mereka yang perlahan-lahan berubah. Orang tuaku semakin menua, melihat hal itu dalam hati aku pun berucap, “Ya Allah panjangkanlah umur kedua orang tuaku, berilah mereka kesehatan dan percepatlah suksesku agar aku bisa membanggakan mereka." Momen itu secara tidak langsung menjadi pecut bagiku untuk bisa memberikan yang tebaik bagi orang tuaku.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Sumber Kekuatanku selama Merantau

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Dragon+Images

Ibuku adalah orang yang selalu bangun paling awal di setiap harinya untuk mempersiapakn kebutuhan kami. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ibu tetap melakukan aktivitasnya sehari-hari yaitu bekerja bersama ayah untuk memenuhi kebutuhan kami anak-anaknya. Aku teringat saat aku masih kuliah dulu, ibu mengatakan, “Bukan harta yang ayah dan ibu tinggalkan melainkan ilmu, jadi tuntutlah ilmu setinggi mungkin.” Hal inilah yang membuat ibu ingin kami anak-anaknya bisa kuliah hingga magister, dan alhamdulillah aku dan kakakku bisa melakukan hal itu.

Siapa orang yang selalu mendokanmu? Dia ibumu.

Momen lain yang tak kalah untuk diingat adalah setiap aku akan bergegas kembali ke perantaun, saat aku akan pergi aku melihat ada bendungan air mata di mata ibuku. Lalu ibuku pun berucap “Hati-hati, Nak," sambil melepas kepergian anaknya keperantaun. Kondisi tersebut bukanlah hal yang mudah bagiku, tentu membuat aku pun merasa sedih karena harus berpisah lagi dengan ibuku.

Bahkan hingga sekarang saat aku telah menjadi seorang istri dan ibu dari seorang putera, ibu pun mengucapkan hal yang sama, “Hati-hati, Nak." Aku menyadari betapa besar pengorbanan yang ibuku berikan kepadaku, karena saat ini aku pun merasakan bagaimana menjadi seoarng ibu. Bagaimana keikhlasannya untuk melepas anak-anaknya jauh dari raganya, dengan harapan agar kami bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

Ibu adalah orang yang senantiasa ikhlas dan rela berkorban bagi anak-anaknya. Ibu adalah orang yang selalu ingin memeluk anak-anaknya dan yang selalu mendoakan putera dan puterinya. Ibu mungkin tidak dapat ikut ke mana anaknya pergi, tapi doa ibu akan selalu mengiringi di mana pun anaknya berada.

Terima kasih ibu telah menjadi yang terbaik bagi kami.

#ChangeMaker