Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita bersama. Seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba Cerita Senyum Ibu berikut ini.
***
Oleh: Devy Meilany
Hey mom, I know it was not like me for doing this. Seperti yang mamah tahu, aku tidak pandai berkata-kata dan mengungkapkan bagaimana perasaanku secara langsung. Itu sebabnya aku menulis surat ini. Aku pikir setidaknya aku bisa lebih terbuka jika aku menyampaikannya lewat tulisan.
Aku tahu akan terasa aneh ketika mamah membaca surat ini. Anak mamah yang tidak banyak bicara tiba-tiba menulis sesuatu untuknya. Aku harap mamah senang ketika menerima surat ini.
Thanks for everything mom. Terima kasih karena telah membawaku ke dunia ini. Dari mamah aku belajar semuanya. Perkataan lembut mamah membawaku mengenal dunia.
Pasti sulit membesarkanku hingga sekarang. Aku sadar terkadang aku mengecewakanmu. Aku sadar terkadang aku keras kepala. Hatiku terkadang sakit ketika aku tak sengaja berteriak padamu. Tapi ego aku nyatanya lebih besar dan mengesampingkan bahwa ternyata mamh juga terluka. Mungkin lebih besar dari yang aku rasakan. Tapi aku tidak pernah bermaksud menyakiti mamah. Maafin aku ya mah.
Setelah aku dewasa, aku mengerti bahwa sikapku sangat buruk. Aku tidak bisa berkata bahwa aku mengerti perasaan mamah. Bagaimana aku mengerti, ketika seseorang mneyakitimu tapi masih menerima dan memaafkan. But I'll try mom. Aku akan berusaha menjadi lebih baik.
Aku tahu di balik omelan dan teriakan mamah ada cinta yang begitu besar untukku. Mamah hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Walaupun dalam prosesnya mendatangkan perdebatan dari anaknya sendiri. Sebesar apa pun kita bertengkar, dekapan mamah di akhir hari selalu terasa hangat.
Mamah tahu, aku sayang sama mamah. Sebenarnya egoku begitu tinggi untuk mengungkapkan hal ini. Ada perasaan malu yang mengganjal dihati. Lidah ini terasa kelu untuk mengucapkan hal tersebut secara langsung. Tapi mamah berhak tahu bagaimana perasaanku pada mamah.
I love you mom. I love you so much. Untuk selalu ada saat aku jatuh dan terpuruk. Untuk selalu menerima segala keputusan yang aku buat. Untuk menerima apa adanya diriku.
Terima Kasih Mamah
Aku harap mamah akan selalu sabar. Akan ada saatnya mamah dapat bercerita kepada semua orang betapa mamah bangga terhadapku. Betapa mamah bangga mempunyai anak sepertiku.
Mamah akan selalu ada untukku bukan? Mamah akan menemani di setiap perjalanan yang aku lalui kan? Saat nantinya anak perempuan sulung mamah dipinang seseorang? Saat akhirnya mamah dapat menimang cucu pertama mamah? Menemani dan menghiburnya karena sedih aku tinggalkan untuk pergi bekerja. Merayakan ulang tahunnya bersama sama. Melihatnya tumbuh menjadi anak yang pintar.
Aku tahu rasanya sangat berlebihan berbicara seperti itu. Tapi tanpa aku sadari mamah adalah segalanya untukku. Tidak bisa aku bayangkan bagaimana jika mamah tidak ada. Bagaimana tidak, jika mamahlah yang selama ini menopangku agar aku kuat berdiri dan berani mengambil langkah.
Mah, sehat terus ya. Aku ingin mamah hidup senang dan bahagia. Jangan terlalu mencemaskan anaknya. Anak-anak mamah kuat dan mampu melalui semuanya. Doa-doa yang mamah panjatkan menjadi kekuatan untukku melangkah.
Love you mom and thanks for everything.
Bandung, Desember 2020
#ChangeMaker