Alami Depresi selama Pandemi, Perempuan Ini Menulis Novel Erotis yang Menyelamatkan Hidupnya

Annissa Wulan diperbarui 10 Des 2020, 16:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Lockdown dimulai pada tanggal 12 Maret 2020 lalu di Montreal. Julie Matlin sendiri telah mengalami krisis pribadi, di mana sang ibu menderita kanker ovarium stadium akhir dan di saat bersamaan, dunia di sekitarnya berada dalam kekacauan karena pandemi.

Makanan langka, tisu toilet langka, dan yang paling parah, karier sebagai penulis lepas juga terdampak oleh pandemi. Dari sini, Julie mengonsumsi obat untuk mengatasi kecemasan dan depresi yang dialaminya.

Julie juga menjadi terobsesi dengan bacaan porno. Bacaan tersebut menjadi tempat baru bagi Julie untuk melarikan diri dari kekacauan karena pandemi.

Julie membaca novel roman dan mendapati bahwa semua novel tersebut ditulis dengan buruk atau terlalu cabul. Novel-novel itu tidak memiliki cerita atau hubungan emosional yang dicari oleh Julie, yaitu seks yang membara.

Jadi, saat itu Julie memutuskan untuk menulis erotikanya sendiri. Sudah lama perempuan berusia 48 tahun dengan 2 anak remaja ini memang ingin menulis sesuatu yang seksi.

Materinya berasal dari fantasi seumur hidup, ditambah dengan pengalaman menulis puluhan tahun, sehingga ia pikir ia bisa melakukannya dengan layak. Namun, ini juga selalu menjadi kekurangan Julie, ia menulis dengan terlalu jujur, kurang imajinasi untuk mengarang cerita dan membuat plot yang menarik untuk diikuti, terutama di tengah krisis pandemi saat ini.

 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Julie mengikuti kursus menulis

Ilustrasi Gadget | unsplash.com/@guanmu

Julie mendaftarkan diri untuk mengikuti kursis menulis intim dengan penulis lokal lainnya. Latihan pertama dari kursus ini adalah menciptakan situasi di mana ada 2 orang asing yang terlibat dalam percakapan intim.

Julie menuliskan tentang malam pertama ia dan suaminya bertemu. Ia terkejut mendapatinya dirinya bisa menuliskan ulang adegan tersebut dengan baik, karakter-karakter di dalamnya seperti hidup, dan tulisan ini tidak seperti apapun yang pernah ia tulis sebelumnya.

Sebelum ia menyadarinya, ia telah menulis sebuah novel tentang sepasang kekasih yang bernasib sial, menemukan jalan mereka satu sama lain. Setelah itu, Julie mencari tahu apakah novelnya tersebut benar-benar bagus melalui pendapat dari beberapa teman yang ia percaya.

Lalu, ia memilih nama pena. Setelah itu, Julie memutuskan untuk berterus terang kepada keluarganya.

Pertama, ia menyampaikan kabar kepada sang suami, Julie memberitahu suaminya tentang petualangan sastra erotisnya yang baru. Dengan memiringkan kepala dan menatapnya, suami Julie berkata, "Jadi, sementara aku mencoba memperbaiki dunia, kamu akan menulis hal-hal yang cabul?"

Anak-anaknya memiliki reaksi yang sama sekali berbeda. Julie mendudukkan mereka dan berkata bahwa ia mencoba menulis fiksi yang seksi.

3 dari 3 halaman

Reaksi dari keluarga Julie

Lindungi tubuh dari virus dan bakteri penyebab penyakit dengan membersihkan gadget secara rutin. (Foto: Unsplash)

Putrinya bersikap tidak peduli, sedangkan putranya justru menunjukkan sedikit ketertarikan. Keputusan dibuat dan diungkapkan, Julie sibuk menulis buku kedua.

Setelah selesai, Julie menjelajahi dunia penerbitan mandiri. Ketika ia memulai perjalanan ini, ia tidak hanya menganggap dirinya sebagai seorang penulis, namun juga seorang pengusaha yang menangani pengeluaran iklan dan pemasaran.

Sekarang, Julie tekah memiliki 5 buku untuk dijual dan 2 lagi sedang dalam proses. Ia suka menulis dan membenamkan diri dalam dunia yang diciptakannya sendiri.

Pornografi telah menyelamatkan Julie, terutama sejak pandemi. Ibunya meninggal di bulan Juli dan saat itu, rasanya tidak mungkin ia melanjutkan hidup.

Menulis buku telah menjadi alasan bagi Julie untuk bangun dari tempat tidur setiap hari. Bagian terbaiknya adalah ia mengasah keahliannya setiap hari, apa yang dimulai sebagai eksperimen telah menjadi keselamatan bagi Julie.

#ChangeMaker