Fimela.com, Jakarta Delirium yang disertai demam bisa jadi merupakan gejala awal Covid-19. Hal itu menjadi kesimpulan utama yang diambil dari tinjauan penelitian ilmiah yang dilakukan Universitat Oberta de Catalunya (UOC) dan diterbitkan dalam akses terbuka Journal of Clinical Immunology & Immunotherapy.
"Delirium adalah keadaan kebingungan di mana orang tersebut merasa tidak berhubungan dengan kenyataan, seolah-olah mereka sedang bermimpi," jelas peneliti UOC Javier Correa yang melakukan penelitian tersebut di Universitas Bordeaux, Prancis melansir dari uoc.edu.
Begitu juga dengan studi baru-baru ini yang diterbitkan di JAMA Neurology menemukan gejala neurologis muncul di hampir 40 persen pasien Covid-19 di Wuhan, Cina. Studi menunjukkan sepertiga hingga lebih dari 80 persen pasien ICU mengalami delirium.
"Banyak pasien Covid-19 dilaporkan memiliki gejala neurologis seperti sakit kepala, kebingungan, kejang, dan bahkan stroke," ujar ahli saraf dan spesialis gangguan gerakan di Texas Health Arlington Memorial Hospilat Dr. Halim Fadil melansir dari Healthline.
Efek Samping dari Ventilator
pasien yang menjalani perawatan dengan ventilator dan obat penenang jangka panjang juga memiliki risiko efek samping yang meliputi kebingungan, ketidakmampuan untuk memahami apa yang terjadi di sekitar, serta ketidakmampuan untuk fokus yang biasa disebut "ICU Delirium Trusted Source"
"Delirium adalah perubahan kesadaran dan kognisi akut yang berfluktuasi," jelas Fadil lagi.
Gejala berupa halusinasi dan kesulitan mengingat juga dialami pasien Covid-19 yang menderita delirium.
"Pasien dengan delirium mungkin mengalami halusinasi pendengaran, halusinasi visual, disorientasi ruang dan waktu, agitasi, agresi, tingkat kesadaran yang berfluktuasi, dan gangguang siklus tidur-bangun," ujar ahli saraf di Texas Health Arlington Memorial Hospital Dr. Kevin Conner.
Selain itu pasien dengan delirium dapat mengalami kesulitasn memori dan ucapan yang "tangensial, tidak teratur, atau tidak koheren.
Simak video berikut ini
#ChangeMaker