Fimela.com, Jakarta Apa hubungannya self-love dengan produk asuransi? Berdasarkan pengalaman perempuan yang sudah lebih mapan dari usia dan pekerjaan, kesehatan menjadi aspek utama ketimbang materi dan karier.
Seperti cerita dari seorang teman yang sudah menempati posisi settle dalam profesinya mengaku menghadiahkan general check-up setiap hari ulang tahunnya sebagai bentuk self-love. Ia tak bernafsu menghadiahi barang atau liburan mewah untuk dirinya.
Insight baru juga kami dapat saat berkesempatan ngobrol tentang rendahnya pemahaman pengelolaan uang pada perempuan bersama Prudential. Padahal memahami literasi keuangan bermanfaat bagi para perempuan untuk memberdayakan dirinya sampai menciptakan keuangan keluarga yang sehat nantinya.
Kebanyakan saat para perempuan muda mulai mendapatkan income, entah dari pekerjaan utama atau dari bisnisnya langsung habis begitu saja. Wajar, uang atau gaji yang pertama, begitu biasanya pemakluman mereka.
Namun kalau jatuhnya jadi kebiasaan, menjadi konsumtif dan tidak terukur, atau bahkan malah menumpuk utang cicilan, itu jadi bahaya yang kebablasan. Padahal, empat konsep utama pengelolaan uang yang digalakkan selama beberapa tahun terakhir adalah "Peroleh (earn), tabung (save), belanjakan (spend), dan sumbangkan (donate)," ujar Sharia, Government Relations and Community Investment Director dari Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo saat diskusi virtual, Senin (30/11).
What's On Fimela
powered by
Anak-Anak dan Remaja Dibekali Sejak Dini
Empat konsep pengelolaan uang tersebut sudah masuk dalam modul pembelajaran sekolah dasar selama enam tahun terakhir. Sebelum masuk kurikulum, pembelajaran tersebut dikemas Prudential Indonesia lewat program Cha-Ching yang ditayangkan di televisi dan YouTube karena percaya kecakapan keuangan harus diperkenalkan sejak dini.
"Konsep keuangan tersebut sederhana untuk ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Sayangnya, behavior saat perempuan yang sudah bisa mencari uang sendiri, terutama di kota-kota besar itu sangat konsumtif, antara bangga dan ingin eksis seperti membeli yang tidak seharusnya dibeli," ujar Nini.
Ia membandingkan dengan kebiasaan perempuan muda lainnya di luar negeri, yang sudah terbiasa bekerja paruh waktu seperti menjadi waitress atau memberikan les pada juniornya saat SMA sampai membayar biaya kuliahnya sendiri. Bisa jadi hal itu yang membuat para remaja dan perempuan muda lebih bijaksana dalam menghabiskan dan mengelola uangnya.
"Bekerja lepas SMA dan bayar universitas sendiri sudah jamak di luar negeri dan bukan jadi hal luar biasa lagi. Mereka melihat pengorbanan orangtuanya menghidupi keluarga dan mencari uang, sebab itu biasanya mereka menahan diri untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan, intinya tidak sekonsumtif para perempuan muda di Indonesia," lanjut Nini.
Menurut survei terbaru yang diadakan Prudential Indonesia tahun ini, terdapat 44 persen milenial berusia 25-35 tahun yang tertarik dengan asuransi. Apakah ada hubungannya isu self-love yang marak digaungkan ikut mempengaruhi persentase tersebut?
Sebab semakin muda, justru semakin banyak lagi benefit yang bisa didapat serta mengurangi risiko kesehatan yang dikhawatirkan. Memberikan diri perlindungan lewat asuransi bisa jadi bentuk cinta pada diri sendiri, seperti mengecek kesehatan secara berkala tiap tahunnya.
"Karena sebenarnya asuransi hadir di kondisi paling terpuruk dalam tahapan hidup. Maka harus kenal dulu baru bisa sayang kan, saat sudah mengerti manfaatnya dan mendapatkan proteksi, kita bisa mendapatkan dan menjalani hidup terbaik," tutup Nini.
Simak video berikut
#ChangeMaker