Fimela.com, Jakarta Tsunami yang terjadi di selat Sunda pada akhir 2018 lalu membawa duka teramat dalam bagi Ifan Seventeen. Pasalnya, dalam kejadian nahas itu, istri dan seluruh rekan satu bandnya menjadi korban yang meninggal. Maka dari itu, ketika ia menyaksikan film berjudul Kemarin, memori kelam itu pun kembali terungkit.
Ya, film Kemarin karya Mahakarya Pictures memang sengaja dibuat untuk mengenang keluarga besar Seventeen yang menjadi korban tsunami tersebut. Berkonsep dokumenter berbalut drama, film Kemarin akan tayang serentak mulai 3 Desember 2020 di bioskop dengan tetap mematuhi protokoler kesehatan.
Ifan Seventeen yang berkesempatan menyaksikan film karya Upie Guava itu pun mengaku luka lamanya ditinggal orang-orang terkasih kembali terkuak.
"Ya ke remind lah karena gimanapun juga pasti akan membuka luka pasti keinget lagi," kata Ifan Seventeen.
Beratnya Ketika Diproduksi
Lebih lanjut, Ifan pun menjelaskan jika selama filmnya diproduksi sekitar tahun 2019, berbarengan dengan proses recovery mentalnya pasca kejadian tersebut. Maka dari itu, ketika sudah berangsur membaik namun harus kembali diingatkan akan kejadian tsunami, ia mengaku tak terlalu tegar.
"Selama proses pembuatannya itu bersamaan dengan proses recovery saya dulu, proses healing saya, jadi mau nggak mau sambil proses penyembuhan mau nggak mau mengingat kembali kejadian nggak enak kemarin. Jadi coba dikuat-kuatin karena ini tujuannya buat anak-anak (personel Seventeen)" paparnya.
Tetap Bersyukur
Meski kembali membuka luka lama, namun pria asal Pontianak itu bersyukur film Kemarin akhirnya rampung dan mendapat bisa disaksikan masyakat luas. Hal itu tak lain lantaran pertama kali tercetus, niatan penggarapan film yang berisi beberapa video dokumentasi milik salah satu personelnya itu memang dibuat untuk kenang-kenangan.
"Tapi lega sih rasanya, lega banget. Film ini didedikasikan pasti untuk almarhum Herman, Bani, Andi, almarhum Dylan Sahara, buat para orang terkasih dan tersayang," pungkas Ifan.