Pengabaian Kasus Kekerasan terhadap Perempuan yang Dilakukan Diego Maradona-Sean Connery

Annissa Wulan diperbarui 01 Des 2020, 21:22 WIB

Fimela.com, Jakarta Kekerasan terhadap perempuan bisa terjadi dalam berbagai bentuk dan dilakukan oleh siapa saja. Ketika mendengar kekerasan terhadap perempuan, gambaran yang terlintas dalam pikiran mungkin melibatkan seseorang dengan kehidupan yang berantakan, tangan terangkat, dan wajah berkerut karena marah.

Namun, bagaimana jika kekerasan terhadap perempuan dilakukan oleh seseorang yang familiar? Terlihat ribuan kali dalam konteks yang sangat berbeda.

Bagaimana jika kekerasan terhadap perempuan pernah dilakukan oleh pesepak bola paling terkenal, Diego Maradona? Dilihat dari curahan kesedihan karena kematiannya di usia 60 tahun, sepertinya sulit dipercaya bahwa Maradona juga pernah menjadi pelaku kekerasan terhadap perempuan.

Pertama kali, videonya ditayangkan di TV Argentina 6 tahun lalu, Maradona tampak memukul pacarnya, seorang mantan pemain sepak bola profesional bernama Rocio Oliva. Di tayangan tersebut, tampak Maradona berdiri tidak stabil, meneriaki Oliva, sambil memukulnya 2 kali.

2 dari 3 halaman

Kasus kekerasan yang dilakukan oleh Diego Maradona

ilustrasi kekerasan terhadap perempuan | pexels.com/@katlovessteve

Maradona tidak menyanggah keaslian video tersebut, namun ia menyangkal telah memukul Oliva. Itu bukan pertama kalinya Oliva menuduh Maradona melecehkannya, walaupun dakwaan tidak pernah diajukan.

Insiden lain terjadi di sebuah pesawat, di depan puluhan saksi, ketika Maradona melecehkan Oliva sebelum mencengkeram lehernya. Pasangan tersebut sempat putus nyambung beberapa kali, sebelum Oliva benar-benar meninggalkan Maradona 2 tahun lalu.

Kematian Maradona tepat di bulan untuk memperingati hari anti kekerasan terhadap perempuan. Di bulan yang sama, statistik resmi juga menunjukkan bahwa pandemi telah meningkatkan jumlah kekerasan terhadap perempuan.

Kekerasan dalam rumah tangga, terutama kekerasan terhadap perempuan seringkali diabaikan atau dibuat tidak terlihat jika pelakunya adalah seorang public figure. Ketika Oscar Pistorius, seorang atlet Olimpiade menembak mati pacarnya, Reeva Steenkamp, orang-orang percaya yang melakukannya adalah seorang penyusup.

Setelah proses hukum yang panjang, Pistorius dinyatakan bersalah atas pembunuhan. Hubungan di mana perempuan dilecehkan seringkali digambarkan sebagai kesalahan yang mudah berubah-ubah.

3 dari 3 halaman

Kasus kekerasan yang dilakukan oleh Sean Connery

kekerasan terhadap perempuan | pexels.com/@oleg-magni

Sama halnya dengan penghormatan luar biasa yang diberikan kepada Sean Connery, seorang aktor asal Skotlandia yang meninggal di usia 90 tahun. Orang-orang lupa bahwa Connery pernah melakukan kekerasan terhadap istri pertamanya, Diane Cilento, membuat perempuan tersebut babak belur.

Dalam otobiografi yang diterbitkan di tahun 2006, Cilento mendeskripsikan kejadian saat ia mengunci dirinya di kamar mandi untuk melindungi diri setelah Connery memukul wajahnya, menjatuhkannya ke lantai, dan pukulan kedua yang membuatnya terpelanting jauh. Dalam sebuah wawancara dengan Playboy pada tahun 1965, Connery pernah mengatakan, "Saya rasa tidak ada yang salah tentang memukul seorang perempuan, meskipun saya tidak merekomendasikan untuk melakukannya dengan cara yang sama seperti Anda memukul seorang pria."

Orang-orang ini seperti sebuah pengecualian dan ironisnya, jumlah mereka sangat banyak, tidak bisa dibatasi dengan kelas, kekayaan, atau pendidikan. Para pelaku kekerasan terhadap perempuan bisa jadi adalah sosok yang berbakat dan menarik.

Mungkin menyakitkan bagi para penggemar orang-orang ini untuk mengakui bahwa pahlawan mereka telah melakukan kekerasan. Namun, kekerasan ini tidak akan berhenti selama orang-orang tidak menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang sama dalam masalah yang tidak dapat diabaikan ini. Bagaimana menurutmu?

#ChangeMaker