Fimela.com, Jakarta Saat aktivitas dan rutinitas sangat menyita waktu kita, maka kesibukan kadang menjadi sesuatu yang menyesakkan. Perasaan stres dan tertekan pun membuat kita kadang seakan telah kehilangan makna dalam menjalani hidup. Bila hal ini terjadi, salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk kembali menenangkan diri adalah mengambil jeda sejenak. Mengambil jeda dan mulai memperhatikan hal-hal yang ada di sekitar kita dengan cara yang lebih pelan.
Istirahat. Kita perlu istirahat untuk bisa kembali nyaman. Mengambil jeda sejenak dari rutinitas dan kesibukan yang untuk beristirahat bisa menghadirkan ruang baru untuk membuat kita kembali bahagia.
"Untuk menemukan kebahagiaan, kita tidak harus berusaha keras sampai harus mencarinya di tempat jauh. Namun, nikmatilah momen sekarang ini dan carilah humor dalam hidup kita. Dengan humor, hidup terasa ringan dan menyenangkan. Dan tawa selalu membuat orang lain merasakan kehangatan dan kebahagiaan." (The Things You Can See Only When You Slow Down, hlm. 30)
Buku The Things You Can See Only When You Slow Down bisa menjadi salah satu buku yang tepat untuk menemanimu istirahat. Buku yang ditulis oleh Haenim Sunim yang merupakan seorang biksu Zen dan mantan dosen di perguruan tinggi liberal arts di Massachusetts ini memuat beberapa esai pendek dan kumpulan kalimat mutiara yang bisa menjadi refleksi diri kita di tengah dunia yang sangat sibuk. Dibuka dengan bab berjudul Istirahat, buku ini memberi pengalaman membaca yang menenangkan dan membuat hati nyaman.
Dilengkapi Ilustrasi yang Indah
Judul: The Things You Can See Only When You Slow Down
Penulis: Haemin Sunim
Penerjemah bahas Inggris ke bahasa Indonesia: Daniel Santosa
Penyunting: Katrine Gabby Kusuma
Ilustrasi sampul dan Isi: Youngcheol Lee
Sampul dan Isi Diolah Kembali oleh Teguh Tri Erdyan
Penerbit: POP, imprint Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan Ketiga, Oktober 2020
Apakah memang dunia yang terlalu sibuk, atau malah batin saya?
Dunia bergerak dengan cepat, tetapi tidak berarti kita juga harus begitu. Melalui buku ini, guru meditasi Zen Haemin Sunim mengajak kita untuk menyadari bahwa ketika melambatkan diri, dunia juga akan melambat bersama kita. Pesan-pesan singkat Haemin Sunimyang ditulis untuk menjawab pertanyaan di media sosialnyamenyasar kepada kekhawatiran manusia yang sudah menjadi bagian dalam kehidupan modern. Bersama-sama kita akan mencari jalan menuju keseimbangan dan kedamaian batin di tengah berbagai tuntutan hidup sehari-hari lewat hal-hal sederhana, seperti beristirahat dan membangun hubungan baik antarmanusia.
The Things You Can See Only When You Slow Down sudah terjual lebih dari 3 juta eksemplar di Korea Selatan dan menduduki peringkat pertama buku terlaris selama 41 minggu berturut-turut.
***
"Apabila kita tahu cara untuk merasa cukup, kita akan mengurangi kerja keras kita dan menyambut kedamaian. Apabila kita tahu cara untuk merasa cukup, kita bisa menikmati waktu bersama orang terkasih di sisi kita. Apabila kita tahu cara untuk merasa cukup, kita bisa berdamai dengan masa lalu dan membuang beban hidup kita." (The Things You Can See Only When You Slow Down, hlm. 17)
Mungkin buku ini tidak menawarkan gagasan-gagasan yang benar-benar baru. Bahkan bisa jadi beberapa kalimat atau pesan yang disampaikan sudah pernah kita baca atau dengar sebelumnya. Meskipun begitu, buku ini menghadirkan kembali sejumlah pengingat penting soal makna kehidupan.
Sering kita melewatkan hal-hal penting dan berharga karena kita terlalu disibukkan dengan hal-hal yang begitu cepat. Kita hidup di era yang serba cepat dan kerap kali kita melupakan hal-hal esensial dalam hidup karena kita terlalu tenggelam dalam kesibukan. Hari-hari jadi terasa penuh tekanan karena banyak tuntutan untuk bergerak cepat. Sampai-sampai kita lupa untuk kembali bahagia. Kita lupa untuk kembali mencintai diri sendiri.
The Things You Can See Only When You Slow Down ini sudah terjual lebih dari tiga juta eksemplar. Wah, angka yang sangat fantastis ya! Buku ini bisa diterima oleh banyak kalangan karena memuat topik-topik yang sangat universal sekaligus sangat dekat dengan diri kita. Setelah Bab Istirahat sebagai pembuka, pembahasan dilanjutkan dengan judul bab Kebersadaran, Gairah, Hubungan, Cinta, Kehidupan, Masa Depan, dan Spiritualitas.
Kutipan-kutipan dan kalimat mutiara dalam buku ini bisa menjadi self-reminder yang kembali menyadarkan kita akan hal-hal penting yang selama ini kita lupakan dalam kehidupan. Saat kita memperlambat diri kita sejenak saja dan mengambil jeda beberapa saat untuk kembali menyelami benak kita, maka kita bisa kembali menemukan makna-makna yang selama ini kita lewatkan dalam kehidupan.