Fimela.com, Jakarta Svarna by IKAT Indonesia, salah satu lini fashion milik Didiet Maulana kali ini memberikan bentuk cintanya untuk tenun Tanimbar dari Maluku Tenggara lewat koleksi bertajuk "Romansa Tanimbar". Sebab menurut sang founder, Indonesia penuh romantisme di antara keberagaman budaya yang diwujudkan lewat karya seni.
Wujudnya nyata, bukan hanya sekadar memberi harapan tapi menggelorakan bantuan dan mendatangkan permintaan. Seperti itulah Didiet Maulana menjelaskan keindahan dari timur Indonesia pada koleksi Ikat Tenun Tanimbar lewat romansa yang berkobar.
Perkenalan dengan tenun Tanimbar pun seperti PDKT, ia melakukan riset langsung sejak Agustus-Oktober 2019. Dan kunjungan terakhirnya ke Tanimbar berlangsung di bulan cinta, bertepatan dengan momen Valentine pada Februari 2020.
"Kami melakukan riset serta pembinaan dan pelatihan mama-mama penenun di sana. Dari warna, kualitas bahan, benang yang nyaman dipakai, sampai motif komersil," ujar Didiet Maulana membara saat bercerita tentang Tenun Tanimbar lewat launching virtual, Kamis (26/11).
Makna Siluet Loose
Koleksi yang tadinya akan dirilis pada bulan Maret 2020 pun baru dipamerkan bulan November dalam rangkaian acara Karya Kreatif Indonesia persembahan Bank Indonesia. Terdiri dari 12 koleksi dalam siluet yang terinspirasi oleh para penenun di Tanimbar.
"Hadir dalam siluet loose yang menggambarkan perempuan Indonesia bebas bergerak dan berkarya. Seperti mama-mama yang saat menenun terlihat biasa, tapi saat musik dimainkan, mereka langsung bisa menari yang alamak indah sekali," lanjut Didiet.
Dalam 12 look, Svarna by IKAT Indonesia mendesain pakaian versatile mulai dari kasual sampai spesial. Tidak hanya gaun, celana dan blazer yang tadinya tak terbayangkan ditampilkan secara unik dan khas.
"Bisa dipakai untuk keseharian sampai kerja kantoran. Begitu juga aksesori kalung yang dipakai di dahi atau tas yang dipakai di kepala yang semuanya terinspirasi perempuan Tanimbar namun bisa diaplikasikan oleh perempuan modern," sambung Didiet.
Treatment Khusus
Menggarap koleksi di tengah pandemi membuat Didiet harus beradaptasi dengan berbagai hal baru. Terutama saat merasa belum puas dengan rancangannya dan ingin kembali ke Tanimbar namun hal itu terlalu berisiko dilakukan di masa sekarang.
"Tantangannya gimana handle emosi diri sendiri, selain waktu dan komunikasi. Beda dengan zaman dulu, kalau enggak puas atau apa bisa langsung balik lagi ke daerah yang dituju, tapi sekarang semua dilakukan dengan online," jelasnya.
Namun Didiet mengaku bahagia dan bangga karena mau tak mau membuat semua orang yang terlibat menjadi melek teknologi. Seperti mama-mama yang mengikuti meeting virtual karena yang terpenting adalah kesehatan.
"Saya senang sekali melihat hasilnya yang dibuat fashion," ujar Mama Liur, salah satu pengrajin tenun Tanimbar setelah melihat fashion show secara virtual yang ditampilkan.
Senyum dan tawa hangat para pengrajin membuat Didiet Maulana menaruh hatinya di Tanimbar. Ia pun berjanji untuk tidak memadamkan romansa Tanimbar sampai di sini.
"Selain 12 koleksi yang sudah dipamerkan, saya akan mendesain khusus untuk siapa pun yang ingin memakai koleksi dari tenun Tanimbar. Ini treatment khusus dan eksklusif dari kami sambil terus memberikan cinta pada mama-mama di Tanimbar," tutupnya.
Simak Video Berikut
#ChangeMaker