Hangatnya Sebuah Pelukan Bisa Menenangkan Hati yang Rapuh

Endah Wijayanti diperbarui 26 Nov 2020, 10:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.

***

Oleh: Tian

Saat menyebut kata ibu, ada beribu rasa di hati dan pikiran. Tapi entah kenapa seperti semua kata di dunia kurang tepat untuk menggambarkan sosok ibu. Mungkin ibu bukan orang luar biasa yang tidak pernah mengeluh atau menjadi sosok tangguh seperti ibu lain di luar sana. 

Ibu adalah sosok penakut. Ibu takut jika terjadi sesuatu pada anak-anaknya. Tidak jarang berselisih paham dengan kami, anak-anaknya, karena perbedaan pikiran. 

Aku tahu ibu melakukan itu semua hanya untuk memastikan anaknya baik-baik saja. Dalam setiap doa, selalu ada nama kami yang ibu sebut. Sebab sebesar itu ibu mengkhawatirkan kami. Tapi tetap memilih melepaskan agar kami menempuh jalan hidup masing-masing. Sejauh aku pergi, aku selalu berterima kasih, karena apa pun yang terjadi ibu selalu bisa menjadi tempatku pulang dan merasakan bagaimana hangatnya sebuah rumah.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Pelukan Ibu Menenangkan Hatiku

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/DrAkeKris

Banyak momen tidak terlupa yang aku lalui bersama ibu, tapi paling penting adalah 8 tahun lalu ketika kami berdua menangis bersama karena kegagalanku. Hingga bertahun-tahun aku tidak pernah lupa mengenai perasaan itu, bagaimana aku merasa begitu sedih, marah, takut dan kecewa. Kemudian ibu datang memelukku sambil menangis bersama dan menguatkanku. Jika mengingat malam itu, dan aku tengah menangis sendirian, aku selalu merindukan pelukan hangat ibu persis seperti malam itu. 

Beranjak dewasa dan dengan janjiku yang tidak mau membuat ibu menangis lagi, setiap terjadi masalah aku selalu memeluk ibu dalam diam. Meski masalahku tidak lantas terpecahkan setelah memeluk ibu, tapi perasaanku bisa menjadi lebih kuat. 

Mungkin ibu bukan sosok yang paling kuat dan tangguh, tapi bagiku ibu adalah segalanya. Melalui lelah yang tidak pernah tergambarkan, aku bisa tumbuh dewasa. 

Kini garis-garis keriput di tangannya sudah semakin jelas dengan rambut yang tidak lagi hitam pekat. Aku berharap ibu selalu bisa ada untukku. Mendekapku dengan hangat tanpa perlu banyak bertanya mengenai apa yang sedang terjadi. 

Kini menginjak di usiamu ke 59, aku ingin mengucapkan, "Selamat ulang tahun, Ibu." Semoga aku memiliki lebih banyak waktu untuk membalas semua lelahmu, pengorbananmu, usahamu dan jerih payahmu selama ini.

#ChangeMaker