Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.
***
Oleh: Nova Tenri Dewi
Hai, perkenalkan aku Nova. Tanggal 21 November ini aku genap berumur 28 tahun. Sebagai rasa syukur di umur aku yang sekarang, aku ingin berterima kasih kepada ibu yang telah membesarkanku (biasa aku panggil mama).
Saat aku berumur sekitar 9 bulan ibu yang melahirkanku dipanggil oleh Allah SWT. Sampai sekarang aku tidak mengingat wajah atau kepribadiannya. Hanya keluarga dan kerabat dekat yang menceritakan atau menunjukkan foto dan kenangan dengan beliau. Intinya, aku hanya sebentar berinteraksi dan tinggal bersama ibu kandungku. Sedih sih, semoga mama di sana sudah berada ditempat yang indah. Amin.
Setelah 1,5 tahun berlalu, ayah menikah lagi dengan seorang perempuan. Aku agak lupa bagaimana dulu aku diasuh oleh ibu sambungku yang kupanggil mama. Tapi, yang aku dengar cerita dari orang-orang sekitarku mamaku ini selalu mengurusku dengan apik, selalu memberi susu, menyuapi makanan, dll. Semakin aku bertambah dewasa, aku semakin dicintai dan disayangi oleh mamaku ini, bahkan setelah beliau punya anak kandung (alias adik aku), beliau tetap tidak membeda-bedakan kami.
Hati Mama yang Sangat Tulus
Di saat aku mulai bersekolah, beliau yang mengantar dan menunggu aku pulang sekolah. Sampai suatu hari, waktu itu aku umur sekitar 9 tahun pada saat itu aku tidak mau ke sekolah, mamaku ini tetap dengan teguhnya menyuruh aku ke sekolah dengan nasihat-nasihatnya. Beliau juga mengajariku menjadi anak mandiri dan selalu hemat. Waktu itu aku kelas 6 SD, beliau menyuruhku untuk pergi ke sekolah sendiri (waktu itu mama sepertinya meminta tolong tetangga untuk menitipkan aku), sampai aku bisa sampai ke sekolah sendiri. Beliau juga mengajarkan kami berhemat, dengan tidak banyak jajan di sekolah.
Sampai aku beranjak remaja dan dewasa banyak sekali pengajaran hidup yang beliau berikan, seperti mencuci pakaian sendiri, membersihkan rumah sampai dengan membantu beliau memasak. Kata beliau, "Mau jadi apa pun, perempuan tetap harus ke dapur." Nasihat ini yang aku pegang sampai aku udah berumah tangga sampai sudah punya dua orang anak sekarang ini.
Intinya, aku mau mengucapkan terima kasih atas cintamu, kasih sayangmu, nasihatmu dan pelajaran hidupmu selama 28 tahun ini. Semoga mama sehat selalu ya, Ma.
#ChangeMaker