Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.
***
Oleh: Seffrin Dha Shinka Tajub
Sepucuk surat cinta ini kutuliskan khusus untukmu, wanita yang rela menghabiskan seluruh hidupnya demi membesarkan, mendidik, dan menjagaku dengan cinta serta kasih sayang yang tulus.
Aku tidak tahu harus mulai surat ini dari mana. Sebab, terlalu banyak cerita tentangmu. Namun, aku akan menulis apa yang ingin kutulis, biarkan cerita lainnya tersimpan dalam memori ingatanku.
Dua puluh tiga tahun sudah aku hidup denganmu, tak jarang aku membuatmu kesulitan, meskipun engkau tak merasa demikian. Tak banyak kata yang bisa kuucapkan selain maaf dan terima kasih. Maaf atas segala salah yang kuperbuat selama ini, maaf karena belum bisa menjadi yang terbaik, maaf selalu membuatmu khawatir. Dan terima kasih engkau telah rela mempertaruhkan nyawamu demi melahirkanku dulu. Terima kasih telah menjadi guru dalam kehidupan yang keras ini.
Entah engkau sadar atau tidak, sebagian waktu yang kumiliki selama ini, kupergunakan untuk mengamatimu, tentang seperti apa engkau menjalani kehidupan ini, bagaimana engkau bisa besabar dalam kerasnya dunia. Banyak hal yang kupelajari darimu, tentang bagaimana menjadi seorang istri, ibu, kakak, adik, sahabat, bahkan seorang manusia di luar kehidupan keluarga.
Bu, bagiku engkau adalah bidadari dunia, membuatku merasa bersyukur karena terlahir dari rahim wanita mulia sepertimu. Wahai wanita yang InsyaAllah akan menjadi penghuni surga, tak sedikit pun aku melihat keluhan dari dirimu. Engkau selalu optimis dan semangat menjalani hari. Bahkan, engkau selalu baik terhadap siapa pun tanpa pandang bulu, sekalipun orang tersebut pernah membuatmu jatuh. Engkau seolah tak pernah menyimpan dendam dan selalu memaafkan orang-orang yang menyakitimu. Lagi-lagi sifat dan sikap sabarmu tak pernah gagal membuatku kagum dan bersyukur.
Maaf dan Terima Kasih
Aku sangat beruntung memilikimu karena engkau tak pernah lelah menasihatiku tentang banyak hal. Terima kasih, Bu. Terima kasih untuk segalanya, terima kasih untuk kasih sayang yang tak pernah usang.
Aku tahu segalanya yang kau beri untukku, tak akan pernah bisa kubalas, tapi aku akan terus berusaha menjadi yang terbik untukmu. Kelak jika aku ditakdirkan untuk menjadi seorang ibu, maka aku ingin sepertimu.
Sebelum surat ini berakhir, aku ingin engkau tahu, bahwa aku menyayangi dan mencintaimu karena Allah. Cintaku padamu tak akan pernah berhenti sampai kapan pun, meski aku tak pernah mengucapkannya. Aku ingin selalu mencintaimu, mendangarkan ucapanmu dan berjanji tak akan membuatmu menangis.
Dalam doaku, aku meminta diberi waktu lebih agar selalu bisa berbakti kepadamu sampai napasku berhenti. Izinkan aku untuk selalu berada di sampingmu, menemani hari-harimu dan membahagiakanmu hingga aku benar-benar menorehkan kebanggaan di hatimu. Aku selalu berharap cinta ini tak pernah mati, sayang ini tak pernah hilang dan kasih sayang ini tak pernah musnah. Karena aku tahu, mencintaimu dan menyayangimu adalah kebahagian tak tertandingi untukmu.
Aku tahu, apa yang kutuliskan ini hanya secuil dari banyaknya kisah yang kita lalui. Namun, seperti yang kubilang, biarkan kenangan indah lainnya tetap tersimpan di memoriku saja. Sengaja kutumpahkan rasa sayangku melalui surat ini, karena aku bukan anak yang pandai mengungkapkan perasaan secara langsung. Apalagi kepadamu, aku selalu cengeng.
Aku harap, kelak pesanku akan sampai padamu dan aku juga ingin semua orang tahu, bagaimana perjuanganmu. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat-Nya padamu.
#ChangeMaker