Fimela.com, Jakarta Deedee Cummings sering mengalami diskriminasi selama hidupnya, sehingga ketika anaknya beranjak dewasa, ia khawatir, sang anak akan mengalami hal yang sama. Nick tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang baik, pintar, berbakat, dan lucu.
Pandemi sedikit banyak berpengaruh pada kecemasan Deedee, semakin banyak ujaran kebencian yang dikaitkan dengan diskriminasi. Suatu hari, Deedee bahkan mendapati seorang tetangganya, seorang pria yang terkenal karena selera humornya yang sehat dan berhati emas tiba-tiba menggunggah sesuatu yang penuh kebencian dan mengejutkan di media sosial.
Ketika sang anak, Nick berusia 5 tahun, ia mendapatkan perlakuan yang sangat baik dari orang-orang di sekitarnya. Mereka mengajari Nick untuk tidak takut pada anjing, hingga menunggu Nick turun dari bus di hari pertamanya sekolah.
Hubungan ini tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu, tetangga tidak hanya sekedar tetangga, bagi Deedee, orang-orang di sekitarnya sudah seperti keluarga. Namun, lama kelamaan, media sosial mengubah ini semua, Deedee menjadi sering menangis karena membaca unggahan yang menyakitkan hatinya, unggahan yang penuh kebencian, tidak akurat, dan diskriminasi.
What's On Fimela
powered by
Lingkungan sekitarnya telah berubah
Kesedihan yang dirasakan Deedee sangat mendalam. Ditambah lagi, Deedee merasa tidak bisa melindungi anak-anaknya dari kejahatan yang bisa dilihat dengna mudah, bahkan orang-orang di sekitarnya telah menyerah pada budaya penghakiman dan ketakutan.
Nick akan segera berusia 12 tahun, usia yang sama dengan Tamir Rice ketika ditembak oleh seorang petugas polisi karena bermain dengan pistol mainan di taman. Sebagai seorang ibu, Deedee tahu siapa yang memandang anaknya sebagai manusia dan siapa yang tidak.
Orang-orang di sekitarnya sering bertanya, mengapa Deedee mengikuti anaknya kemanapun ia pergi. Nick tidak pernah sendirian, dimanapun ia berada.
Deedee tidak bisa membiarkan anaknya sendirian
Deedee merasa tidak bisa melepaskan anaknya begitu saja, di tengah kondisi yang menyeramkan seperti saat ini. Deedee merasa sangat lelah, khawatir, dan terbebani.
Unggahannya di Huffpost Personal ini menunjukkan kemarahan Deedee. Anaknya Nick adalah seorang anak laki-laki yang benar-benar manis, namun masyarakat hanya melihat warna kulitnya saja.
Diskrimasi masih terjadi di mana-mana. Bagaimana menurutmu?
#ChangeMaker