Rumah Sakit Menolak Merawat Gadis yang Pingsan Karena Pekerjaan Sang Ibu

Anisha Saktian Putri diperbarui 11 Nov 2020, 17:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Perawat virus corona Rumah Sakit Universitas Royal Stoke, Tracy Shenton, merasa bersalah setelah putrinya Emily, yang menderita pingsan, ditolak janji temu di rumah sakit karena pekerjaan ibunya.

Sebuah rumah saki menolak untuk merawat seorang gadis berusia 12 tahun karena ibunya bekerja di garis depan sebagai perawat virus corona di Rumah Sakit Universitas Royal Stoke.

Tracy Shenton, yang merupakan perawat senior di bangsal kritis Covid, membawa putrinya Emily untuk janji yang telah diatur sebelumnya di Rumah Sakit Bradwell.

Melansir dailystar.co.uk, saat tiba, staf meminta Tracy dan putrinya untuk tetap di mobil mereka, dan  kemudian diberitahu bahwa dia tidak dapat melakukan pemeriksaan karena ibunya telah melakukan kontak dengan pasien positif virus corona.

Ibu dua anak tersebut mengatakan merasa bersalah pada putrinya didiskriminasi karena pekerjaannya.

“Kami menunggu di dalam mobil selama sekitar 15 menit dan kemudian mereka menelepon saya dan berkata karena saya telah melakukan kontak dengan pasien Covid, mereka tidak akan dapat memeriksa putri saya,” ujarnya kepada StokeOnTrent Live.

"Saya memberi tahu mereka bahwa saya tidak memiliki gejala Covid atau tertular dan saya telah memakai APD penuh di tempat kerja setiap hari sejak Februari,” tambahnya.

Namun, tetap saja rumah sakit tersebut tidak melakukan pemeriksaan pada putrinya. Dengan alasan rumah sakit tidak memiliki APD yang benar untuk menemui putrinya. 

“Saya menjelaskan bahwa keluarga saya didiskriminasi.  Saya diberitahu bahwa bukan itu masalahnya. Saya sangat marah dan kesal,” katanya.

Tracy Shenton/dok. Storke Sentinel
2 dari 2 halaman

Permintaan maaf setelah penolakan

Tracy Shenton dan Emily /dok. Storke Sentinel

Tracy akhirnya membawa Emily, yang telah pingsan, ke A&E. Mereka duduk di sana selama lima jam dengan berisiko terkena covid.

 “Dia terlihat dan mereka menjalankan beberapa tes diagnostik dan semuanya kembali normal.  Jadi saya pikir ini akan menjadi proses yang cukup lama untuk mendiagnosisnya,” ujar Tracy.

Federasi GP Staffordshire Utara sekarang telah meminta maaf atas pengalaman buruk dan berterima kasih kepada Tracy karena membawa situasi ini ke perhatian mereka. 

Mereka meminta maaf atas layanan yang diberikan pada hari ini dan berterima kasih kepada Tracy karena telah memberitahukannya kepada mereka. Serta memberitahu jika memiliki proses untuk menyaring pasien tetapi terus melakukan peninjauan agar terus meningkatkan kualitas dan memberikan layanan yang berkualitas dan aman untuk semua pasien.

“Kami telah membuat perubahan sebagai akibat dari ini dan memberi tahu tim resepsionis kami agar skenario ini tidak terulang. Kami ingin mendiskusikan kasus ini untuk memastika mempelajari pelajaran lebih lanjut darinya dan meminta maaf secara pribadi atas pengalaman buruk yang dia terima pada hari itu,” ujar perwakilan Federasi GP Staffordshire Utara. 

#changemaker