Perempuan yang Bekerja di Perantauan, Mentalnya Bisa Jauh Lebih Tangguh

Endah Wijayanti diperbarui 06 Nov 2020, 11:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita bisa bersinar melalui setiap pilihan hidup yang kita buat dalam hidup. Baik dalam hal pendidikan, karier atau pekerjaan, dan pilihan soal impian serta cita-cita. Setiap perempuan bisa menjadi sosok tangguh melalui setiap pilihan hidup yang diambil. Seperti dalam tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Oktober 2020: Menjadi Lady Boss Versimu ini.

***

Oleh:  Ana Juliana Harefa

Sejak dulu, memiliki pekerjaan di sebuah perusahaan besar merupakan impian saya. Namun tidak termasuk berpisah dari orang tua karena tugas-tugas yang akan dihadapi. Alih-alih, saya pilih keduanya. Mendapatkan karier terbaik dan dekat dengan orangtua adalah hal terindah dan sempurna dalam hidup ini.

Jujur saja, sejak kecil saya belum pernah hidup berjauhan dengan kedua orangtua, bahkan dengan saudara-saudara. Tapi realita hidup tersebut akhirnya harus dihadapi. Usai lulus kuliah, saya berjibaku hampir setahun untuk mencari pekerjaan kesana-kesini hingga akhirnya rezeki menghadirkan apa yang diimpikan sejak lama, memiliki karier di BUMN. Tapi konsekuensinya adalah siap ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia, jauh dari kampung halaman.

Setelah menjalani masa pengenalan perusahaan akhirnya datang kepastian itu. Saya ditempatkan di bagian barat Pulau Sumatera, yaitu provinsi Sumatera Barat.  Daerah yang sungguh asing karena sejengkal tanahnya pun tidak saya kenali. Ditambah lagi, tak ada kerabat dekat yang tinggal di sana. Kesedihan makin mendalam karena sadar harus meninggalkan orangtua, dan merantau untuk pertama kalinya dalam hidup saya.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Memilih untuk Beradaptasi dan Menikmati Semua

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/farknotarchitect

Beberapa bulan berlalu di Tanah Minang, mengeluh adalah aktivitas rutin. Awalnya, semua yang tampak di sana adalah kesalahan, susah sekali untuk disyukuri dan dinikmati. But show must go on. Akhirnya diri ini tersadar bahwa bukan kota ini yang harus berubah, tetapi saya.

Mengeluh hanya akan membuat hari-hari malah semakin mencekam. Saya ubah mindset untuk berdamai dengan sekitar, salah satu caranya adalah dengan menjelajahi kota-kota di Sumatera Barat. Hasilnya sangat luar biasa indahnya. Tak lupa, saya tanamkan rasa syukur karena apa yang saya hadapi tak lain adalah buah dari keinginan saya sendiri.

Hari terus berganti. Makin banyak juga bertemu dengan orang-orang baru, kebanyakan adalah sesama perantau yang berada di satu lingkungan kerja. Teman pun makin bertambah, baik rekan kerja mau pun masyarakat sekitar. Selain itu, Sumatera Barat juga punya daya tarik wisata yang luar biasa. Bukan hanya pantai, tempat melepas lelah sepulang kerja, kulinernya juga luar biasa dan terasa cocok di lidah saya.

Salah satu nilai plus yang luar biasa dari perantauan ini adalah saya jadi bisa berbicara bahasa masyarakat Minang. Padahal sejak kecil, komunikasi sehari-hari hanya memakai bahasa Indonesia. Rasanya bangga sekali bisa “memiliki” bahasa daerah, meski bukan dari daerah asal saya.

Sebuah pengalaman yang luar biasa, bisa berkesempatan untuk pergi ke tempat yang asing dan menjadi bagian dari daerah tersebut, termasuk suku dan budayanya. Selain itu, ada satu nilai penting yang sangat berharga untuk kehidupan bermasyarakat. Memahami bahwa dunia ini begitu luas dan ada banyak orang dengan sikap, pikiran dan perilaku yang berbeda dengan saya. Dari sini, secara otomatis diri ini juga belajar banyak hal tentang meredam ego dan amarah, beradaptasi, serta belajar untuk survive dalam kondisi apa pun.

#ChangeMaker