Ini Bahaya Kekurangan Vitamin D selama Masa Pandemi COVID-19

Febi Anindya Kirana diperbarui 05 Nov 2020, 17:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Selama masa pandemi, kemungkinan banyak orang akan lebih sering berada di rumah dan jarang keluar rumah. Meski memang baik untuk menghindari risiko terinfeksi virus corona, namun ada dampak buruk tersembunyi untuk kesehatan tubuh, terutama dalam hal memenuhi kebutuhan vitamin D.

Vitamin D bisa didapat dari sinar matahari. Meskipun Indonesia selalu disinari matahari setiap hari, namun tidak menutup kemungkinan banyak orang kekurangan vitamin D selama masa pandemi karena sering mengurung diri di rumah.

Vitamin D dibutuhkan setiap orang karena perannya dalam membantu mengaktifkan kalsium dan fosfat dalam tubuh sehingga bisa menjaga kesehatan tulang, gigi dan otot. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang dan nyeri yang disebabkan oleh kondisi yang disebut osteomalacia pada orang dewasa. Vitamin D bahkan sangat penting menjaga imun tubuh dari berbagai penyakit.

2 dari 2 halaman

Pentingnya Vitamin D untuk Tubuh

ilustrasi perempuan pagi hari/Photo by JD Chow on Unsplash

Anak-anak harus mengonsumsi vitamin D setiap hari 400 IU (10 mcg), orang dewasa paling tidak harus mengonsumsi sebanyak 600 IU (15 mcg) dan 800 IU (20 mcg) untuk lansia. Vitamin ini bisa dari sinar matahari atau dari makanan sehari-hari.

Beberapa makanan yang tinggi vitamin D seperti:

  • ikan laut (salmon, sarden, tuna, herring, dan mackerel)
  • daging merah
  • hati sapi dan ayam
  • kuning telur
  • jamur
  • susu yang sudah diperkaya vitaminkeju

Gejala seseorang kekurangan vitamin D bisa ditunjukkan dengan seringnya terserang penykit ringan, mudah lelah, suasana hati yang buruk, nyeri sendi dan tulang, nyeri otot dan rambut rontok.

Jadi, untuk mencegah kekurangan vitamin D selama pandemi, pastikan sesekali berjemur untuk mendapatkan sinar matahari pagi dan makan-makanan di atas ya Sahabat Fimela.

#ChangeMaker with FIMELA