Fimela.com, Jakarta International Diabetes Federation (IDF) melaporkan463 juta orang dewasa di dunia menyandang diabetes dengan prevalensi global mencapai 9,3 persen.
Namun, kondisi yang membahayakan adalah 50,1 persen penyandang diabetes (diabetesi) tidak terdiagnosis. Ini menjadikan status diabetes sebagai silent killer masih menghantui dunia. Jumlah diabetesi ini diperkirakan meningkat 45 persen atau setara dengan 629 juta pasien per tahun 2045. Bahkan, sebanyak 75 persen pasien diabetes pada tahun 2020 berusia 20-64 tahun.
Executive Committee Member IDF Western PacificRegion (2009-2011 & 2012-2015) Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD,FACE, mengatakan 50 persen masyarakat diabetes tidak tahu jika terkena diabetes. Maka tak heran jika setiap tahun angkanya semakin naik bukan semakin menurun. Dan perlu diketahui, jika diabetes bukan hanya satu penyakit. Ada 4 jenis diabetes, tipe 1 hingga 4 dan yang paling sering ditemui tipe 1 dan 2.
"Orang mikirnya diabetes itu gula darah naik, padahal harus tahu penyebabnya. Bisa karena genetik atau gaya hidup tidak sehat," ungkapnya dalam acara virtual Hari Diabetes Sedunia bersama Diabetasol.
Anak muda berisiko terkena diabetes
Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD juga memperingatkan bahwa menurut data IDF, Indonesia berstatus waspada diabetes karenamenempati urutan ke-7 dari sepuluh negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi, yakni 10,681,400 orang per tahun 2020 dengan prevalensi 6,2 persen.
“Yang paling banyak di Indonesia adalah kasus diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Danmelihat angka yang sangat besar, artinya setiap orang memiliki kerabat, teman, atau bahkan keluarga yang mengalami penyakit diabetes,” ungkapnya.
Mengkhawatirkanya lagi, jika dahulu anak muda hanya berisiko terkana diabetes tipe 1. Belakangan ini anak muda bisa terkena diabetes tipe 2, yang biasanya terjadi pada usia di atas 40an.
Beberapa faktor menjadi penyebab mengapa usia muda bisa terkena diabetes tipe 2. Prof. Ketut mengatakan faktor genetik dan prilaku tidak sehat memengaruhi terjadi penyakit ini pada usia muda.
"Semakin modern justru semakin mudah terserang diabetes tipe 2 karena bisa dengan mudah memesan makanan cepat saji, yang mengakibkan obesitas. Lalu malas olahraga membuat tubuh menjadi gemuk. Karena gemuk menjadi salah satu pemicu diabetes di usia muda," paparnya.
Oleh karenanya, Prof. Ketut mengatakan untuk mengelola berat badan yang tidak berlebih. Salah satunya dengan konsumsi makan-makanan sehat yang seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok.
"Jangan kebanyakan makan karbo dan garam yang menjadi pemicu obesitas dan menjadi berisiko diabetes. Bisa makan-makan lemak yang mengandung omega 3, kentang, protein dari daging, ikan, dan kacang-kacangan. Jumlah diatur, jenis makanan, dan jadwal makan penting diperhatikan," tambahnya.
Dalam rangka Hari Diabetes Sedunia 2020, Diabetasol mengadakan kampanye "Bersama Diabetasol, Sayangi Dia”. Kampanye ini mengandung ajakan agar semua pihak mulai dari tenaga medis, keluarga, sahabat, dan kerabat mempunyai peran aktif dalam memberikan dukungan bagi diabetesi. Selain itu tema yang diangkat ini juga menjadi wujud apresiasi dan didedikasikan bagi para caregiver yang sudah memberikan kontribusi positif bagi diabetesi di Indonesia.
"Hari Diabetes Sedunia ini merupakan kesempatan untuk mengingatkan bahwa penyakit diabetes masih perlu menjadi concern karena diabetes menyebabkan komplikasi yangmempengaruhi kualitas hidup dan dapat menyebabkan kematian. Namun bersama Diabetasol sebagai total solusi nutrisi untuk diabetes, diabetesi dan caregiver dapat terbantu dalam menyusun pola makan diabetes yang sehat dan seimbang sebagai cara mengatasi diabetes,“ tutur Director of Special Needs & Healthy LifestyleNutrition KALBE Nutritionals Tunghadi Indra
#changemaker