Fimela.com, Jakarta Kita bisa bersinar melalui setiap pilihan hidup yang kita buat dalam hidup. Baik dalam hal pendidikan, karier atau pekerjaan, dan pilihan soal impian serta cita-cita. Setiap perempuan bisa menjadi sosok tangguh melalui setiap pilihan hidup yang diambil. Seperti dalam tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Oktober 2020: Menjadi Lady Boss Versimu ini.
***
Oleh: MIA
Sudah satu tahun semenjak aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Bukan tanpa alasan aku mengundurkan diri dan lebih memilih menjadi full IRT. Semua sudah aku pertimbangkan dan aku rundingkan dengan suami.
Ya sejak kelahiran putra pertama kami, aku lebih memilih fokus mengurus keluarga kecilku, dan meninggalkan karierku yang saat itu bisa dibilang mempunyai masa depan yang bagus. Mengingat latar belakang pendidikanku yang hanya sampai SMA tapi saat itu aku bisa mencapai posisi kepala divisi di perusahaan. Banyak yang menyayangkan keputusan yang kuambil ini, karena menurut mereka akan sangat sulit untuk membangun lagi karier yang sudah 4 tahun ini aku bangun. Bagiku saat ini adalah keluarga kecilku yang paling utama.
Hari-hari kulalui dengan kesibukan khas ibu rumah tangga, mengurus suami dan anak juga pekerjaan rumah yang lain. Sesekali membantu usaha suami untuk promosi di salah satu media sosial. Semenjak pandemi usaha suami mengalami sedikit gangguan, yang banyak sedikit berpengaruh pada kehidupan kami. Sesekali berandai-andai, "Andai aku masih bekerja mungkin tak akan sesulit ini." Namun pikiran-pikiran itu segera kutepis. Segera kuubah dengan rasa syukur, setidaknya keluarga kami masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun dengan sederhana.
Menjadi IRT membuatku mempunyai banyak waktu luang untuk sekadar bermain ke rumah suadara mengajak putraku berinteraksi dengan sudara-saudaranya. Hari itu kulihat anak bibiku sedang kesulitan mengerjakan tugas sekolah daringnya.
Kulihat tugasnya berniat untuk sedikit membantu mengerjakan. Tanpa disangka ibu si anak memintaku untuk mengajarinya setiap hari. Kusanggupi permintaannya, dengan catatan dia yang datang ke rumah.
Memberi Les
Hari demi hari berlalu aku sudah terbiasa dengan rutinitas baruku, mengajar les sepupuku di rumah. Hasil belajarnya menunjukan peningkatan yang sangat signifikan. Itu membuatku sangat bangga setidaknya aku membagi sedikit ilmuku ini dan bermanfaat. Ditanya soal imbalan aku tak pernah meminta imbalan bentuk materi, cukup meminta didoakan untuk kebaikan keluargaku di dunia dan akhirat sudah cukup.
Lama kelamaan yang semula aku hanya mengajar sepupuku, kini mulai bertambah banyak sekita 15 anak setiap harinya datang ke rumahku. Mengajar anak sebanyak ini membuatku bahagia, selain ilmuku menjadi bermanfaat dan cita-cita masa kecilku yang tak pernah tercapai yakni menjadi seorang guru, kini aku dapat merasakannya meskipun bukan guru di sekolah resmi.
Aku tak pernah meminta imbalan apa pun pada mereka, bagiku mereka dapat memahami pelajaran yang sudah ku sampaikan dan mendapat nilai yang bagus sudah membuatku bangga. Ketika ditanya orangtua mereka aku hanya menjawab, "Seikhlasnya saja, kalau tidak mempunyai uang untuk membayar tidak usah."
Meskipun aku tak pernah meminta imbalan tak jarang para orang tua menitipkan amplop pada anak-anaknya sebagai wujud terima kasih mereka. Sesekali ada yang menitipkan oleh-oleh ketika mereka baru saja pulang dari perjalanan. Mengirim kudapan kecil ketika mereka membuat masakan lebih. Dan orangtua anak didik lesku yang berjualan di pasar terkadang memberiku belanjaan gratis saat aku berbelanja tak sengaja melewati depan tokonya.
Jika aku masih berguna untuk orang lain, di saat itulah aku masih bisa merasakan kebahagiaan. Sedikit ilmu yang kubagikan setidaknya suatu saat memberikan kontribusi untuk kelangsungan generasi masa depan.
#ChangeMaker