Fimela.com, Jakarta Ketika sikap kekasih yang tadinya tampak begitu perhatian lalu menjadi pencemburu berat dan cenderung posesif, itu sudah menjadi pertanda yang harus segera diwaspadai. Jangan sampai kebahagiaan kita direnggut oleh pria yang seenaknya sendiri memperlakukan kita dengan kasar. Seperti kisah Anna yang dimuat di laman dvrcv.org.au ini.
"Awalnya kekasihku sangat perhatian dan ramah sekali. Saat kami mulai berpacaran dia mulai menuduhku berselingkuh dan menyebutku 'jalang'. Dia berkali-kali meneleponku untuk mengetahui hal yang sedang kulakukan," papar Anna mengawali kisahnya. Kekasih Anna memperlakukannya dengan buruk.
Kekasih Anna pernah mencengkeram lengannya dan membuat Anna terjatuh saat ia berusaha melepaskan cengkeraman itu. Suatau malam, Anna bahkan "dikurung" di rumah kekasihnya itu dan tak boleh keluar.
Sikap Kasarnya Tak Bisa Ditoleransi
"Bagian terburuknya adalah aku menerima saja semuanya. Dia putus denganku dan aku memintanya kembali. Dia menyalahkanku atas kelakuannya, katanya jika aku bisa dipercaya, dia tak akan terus menghubungiku. Dia akan bertanya pada teman-temanku apa aku bisa dipercaya dan mengecek apa mobilku ada di tempat kerja," ungkap Anna.
Yang dilakukan kekasih Anna tak bisa ditoleransi lagi. "Aku perempuan berpendidikan, dari keluarga baik-baik, punya pekerjaan dan masa depan cerah. Aku tak pernah menyangka akan berakhir di hubungan yang abusive," kata Anna.
Pada akhirnya Anna putus dari kekasihnya itu. Dia tak ingin kekasihnya itu merenggut harga dirinya.
What's On Fimela
powered by
Kekasih yang Sudah jadi Mantan Masih Mengganggu
Setelah hubungan berakhir, keadaan tak lantas baik-baik saja. Bahkan kekasih Anna menguntit Anna. Anna sempat melaporkannya ke polisi tapi kondisinya tak kunjung membaik. Enam bulan kemudian, kekasih Anna bahkan merusak mobil Anna. Berbagai pesan penuh ancaman pun diterima Anna dari kekasih yang sudah jadi mantan kekasih itu.
Anna menghindari tempat-tempat yang biasa didatangi mantannya. Dia lebih berhati-hati saat bepergian. Tapi yang paling sulit adalah kembali untuk menemukan rasa percaya dirinya.
Kita Berhak Bahagia
"Dia dulu membuatku yakin bahwa aku gila dan tidak layak dicintai. Aku mulai mendatangi layanan dukungan dan lebih memahami siklus kekerasan itu. Aku melihat dengan jelas bahwa itu bukan salahku. Sebuah kelompok pendukung memperlihatkan bahwa aku tidak sendirian. Teman-temanku selalu ada di sisiku, mereka selalu ada dan melihat yang sudah terjadi," kata Anna.
Mengalami kekerasan mental dalam sebuah hubungan bisa merenggut kebahagiaan dan rasa percaya diri kita. Untuk bisa membuka lembaran baru setelah mengakhiri hubungan yang beracun pun butuh waktu sendiri. Seperti yang dialami Anna. Awalnya dia ingin mengabaikan kenyataan bahwa pasangannya kasar. Tadinya dia ingin meyakinkan dirinya bahwa kekasihnya itu mencintainya. Namun, bagaimana pun jika pasangan sudah menjatuhkan harga diri kita dan menghancurkan kebahagiaan kita, maka kita tak bisa terus mempertahankannya.
"Kita layak bahagia dan merasa nyaman dengan diri kita sendiri. Mungkin sulit untuk meninggalkannya tapi hasilnya akan sepadan. Jangan takut untuk mencari bantuan hukum atau konseling. Kita berharga!" tutup Anna mengakhiri kisahnya.
#ChangeMaker