Fimela.com, Jakarta Enam belas tahun berlalu sejak The Changcuters pertama kali membentuk formasi awal mereka. Tak ada yang berubah, grup musik asal Bandung ini tetap konsisten dengan ciri khas mereka hingga kini.
Waktu belasan tahun tak mengikis semangat Tria, Qibil, Alda, Erick dan Dipa dalam bermusik. Di tahun 2020 mereka bangkit dengan karya baru yang menjadi penutup trilogi dari era Visualis dan Binauralis. Album ternyar inii mereka namakan Loyalis.
Ide untuk membuat konsep album trilogi rupanya sudah lama dipikirkan oleh The Changcuters. Mereka bersyukur rencana mereka akhirnya terwujud meski memakan waktu yang cukup panjang.
"Sebenarnya konsep umum untum membuat album trilogi udah dari lama. Pas bikin Visualis (2013) kita udah kepikiran untuk bikin konsep melihat, mendengar dan merasa. Cuman untuk judul Loyalis sendiri baru kita temuin pas bikin album ini, karena jadi persembahan juga buat pendengar yang setia dengerin musik kami," ujar The Changcuters kepada Fimela.
What's On Fimela
powered by
Visi Album Loyalis
Dalam proses penggarapannya The Changcuters ingin membuat album Loyalis sebagai penutup trilogi yang apik. Hal itu mereka wujudkan dengan eksplorasi musik yang pas tapi tak terlalu melenceng dari identitas mereka.
Alhasil 12 track di album ini terasa baru tapi juga tetap familiar di telinga pendengar. Bahkan grup yang terinspirasi dari The Rolling Stones dan The Strokes ini juga menyelipkan beberapa petunjuk untuk pendengar.
"Kita pengen bikin sesuatu yang gong sebagai penutup trilogi. Kalau dari prosesnya kita mengalir aja sebenarnya, karena udah belajar dari Visualis dan Binauralis. Kita juga bikin semacam easter eggs di album ini buat fans yang udah dengerin kita dari lama. Jadi mereka bakal tahu lagu ini kelanjutan dari lagu apa, atau cerita lagu ini mirip dengan yang mana," kata Tria.
"Kita nggak pengen eksplorasi yang kejauhan, karena kadang yang terbaik yang kita cari-cari sebenarnya udah ada di depan mata. Jadi kita kerjain album ini dengan yang paling nyaman buat kita," lanjut Qibil.
Rasa dan Resah
Album ini dibuka dengan single Hantu yang dirilis bulan Maret lalu, yang menceritakan manusia saat berada di kondisi terasingkan dan tidak dipandang. Di single kedua The Changcuters menghadirkan Cari Rasa, lagu bertempo sedang yang terdengar nyaman, easy listening tapi membahas tema yang penting, yakni pencarian rasa dalam hidup.
Sesuai tema besarnya, Loyalis membahas tentang jiwa dan berbagai permasalahan dalam hidup manusia. Di beberapa trek mereka menuangkan rasa sekaligus keresahan, seperti kritik sosial di lagu Prevalensi, Monstersia dan bahasan menarik di lagu Satu yang jadi single ketiga.
Album Loyalis The Changcuters akan membawa nostalgia musik mereka yang khas dari era 2000an, terutama bagi fans setia mereka, Changcut Rangers. Sementara bagi pendengar baru, album ini akan memberi kesegaran baru dengan sound dan aransemen unik yang mereka tawarkan, yang jadi alternatif dari tren musik saat ini.