Fimela.com, Jakarta Pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama kurang lebih delapan bulan di Indonesia dengan tren kasus positif yang masih terus meningkat setiap hari.
Akibatnya, tidak sedikit dari masyarakat yang mengalami takut atau cemas berlebih dengan banyaknya perubahan pola kehidupan dan risiko kesehatan yang tinggi. Kesehatan mental pun terganggu.
Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si, Psikolog, Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, mengatakan, masyarakat saat ini dihadapkan dengan tekanan kehidupan yang beragam akibatpandemi COVID-19. Ketakutan akan tertular virus, terkena dampak ekonomi, kesulitan beradaptasi dengan pola kehidupan yang baru, hingga merasa kesepian.
Laporan sementara ada sebanyak 14.619 individu yang dilaporkan telah mengakses layanan yang diberikan psikolog klinis baik dewasa dan anak-anak yang mengaku mengalami dampak akibat pandemi COVID-19.
Sebanyak 57,6% masyarakat Indonesia yang melakukan swaperiksa yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), teridentifikasi memiliki gejala depresi akibat kondisi pandemi Covid-19.
Ada empat masalah kesehatan mental yang paling banyak ditemui saat pandemi yakni kesulitan belajar, kecemasan, stress, dan gangguan mood antara lain depresi karena takut tertular.
"Laporan dari pelayanan masyarakat yang dilakukan para Psikolog ditemukan masyarakat di masa pandemi, seperti kecemasan, gangguan suasana hati atau mood swing, kecenderungan depresi, ganggu sulit tidur. Ini terjadi karena merasa kesempian, cemas, dan situasi yang tidak menentu," ujar Dr. Indria dalam AIA.
Solusi menanggulangi permasalahan mental
Dr. Indria menyampaikan solusi sederhana dalam menanggulangi permasalahan mental adalah dengan berinteraksi dengan orang terdekat yang bisa dipercaya, untuk mengutarakan perasaan, sehingga beban yang ada dalamdiri kita bisa terasa lebih ringan.
Lalu bagaimana dapat menjalanin hubungan dengan teman di tengah pandemi? Dr. Indria menyampaikan bisa memanfaatkan teknologi dengan telepon atau bertemu secara virtual lewat aplikasi.
"Bisa ketemu virtual, sambil ngopi di rumah masing-masing. Terpenting kita bisa ngobrol agar tidak stres," paparnya.
Bisa juga saling berbagi dengan mengikuti program AIA FINANCIAL yang memiliki program Share The Love yakni perlindungan jiwa berkonsep buy one get one free di mana nasabah dapat memberikan satu perlindungan untuk orang tercinta secara gratis.
"Produk ini memberikan jaminan perlindungan terhadap risiko finansial akibat meninggal dunia dengan uang pertanggungan hingga Rp50 juta. Kami percaya Share The Love dapat menjadi gerakan berbagi cintadalam wujud proteksi jiwa," ujar Kathryn Monika Parapak, Head of Customer Office AIA.
Dr. Indria juga menambahka agar tidak mudah stres, sebaiknya lakukan hal yang menyenangkan dan menghasil sesuatu seperti masak, berkebun, dan olahraa.
"Bisa melakukan hal produktif sederhana, seperi olahraga yoga yang membuat pikiran lebih tenang. Serta kurangi nonton berita atau film yang justru membuat khawatir. Baik nonton yang membuat bahagia saja," tutup Dr. Indria.
#changemaker