Tak Percaya Adanya COVID-19, Seorang Pria dan Keluarganya Dinyatakan Positif dan 2 Lainnya Meninggal

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 20 Okt 2020, 16:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Wabah corona menjadi salah satu pandemi yang melanda hampir seluruh dunia. Semakin hari, semakin banyak orang yang terkonfirmasi positif virus ini. Menjaga kesehatan sangat diperlukan untuk mencegah penularan virus ini. Mematuhi protokol kesehatan diperlukan. Menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun, dan menggunakan masker sangat diperlukan.

Tetapi masih saja banyak orang yang mungkin menganggap penyakit ini hoax. Mereka tidak peduli dengan anjuran untuk mematuhi protokol kesehatan. Hal ini dapat mengakibatkan semakin banyaknya orang yang terpapar virus corona. Seperti berita baru-baru ini, seorang pria yang menganggap virus corona adalah hoax, kini ia dan keluarganya dinyatakan positif corona dan dua di antaranya telah meninggal dunia.

Melansir dari people.com (20/10), ketika Tony Green memutuskan untuk mengadakan pertemuan keluarga kecil pada bulan Juni, dia melakukannya sebagian karena frustasi dengan pembatasan yang dilakukan akibat pandemi COVID-19. Di negara bagian asalnya di Texas, dia tidak mengenal siapa pun yang jatuh sakit pada bulan-bulan awal pandemi. Ketika kebanyakan kasus berpusat di sekitar Pantai Timur, dan dia menganggapnya hanya tipuan media yang berlebihan.

Jadi, Green dan rekannya mengundang empat orang ke rumah mereka, termasuk orantuanya dan mertuanya untuk tinggal selama akhir pekan dan menikmati makanan, film, dan waktu di tepi danau bersama-sama setelah sebulan terpisah.

2 dari 3 halaman

Mertua Green Meninggal Karena COVID-19

ilustrasi virus corona covid-19 copyright by diy13 (Shutterstock)

Tetapi dalam beberapa hari, keenam dari mereka dinyatakan positif COVID-19, bersama dengan delapan orang lagi di keluarga besar mereka. Green mengembangkan gejala yang parah, memutuhkan perawatan di rumah sakit selama tiga hari setelah virus menyerang sistem sarafnya, tetapi dia akhirnya sembuh. Ayah dan ibu mertuanya tidak seberuntung itu dan keduanya meninggal dunia.

Mertua Green, menjalani pemberian oksigen tambahan dan membaik hingga suatu hari salah satu paru-parunya dipenuhi dengan cairan. Yang membuat mertuanya membutuhkan bantuan ventilator dan penunjang lainnya. Setelah hampir dua bulan perawatan, akhirnya mertua Green menghembuskan napas terakhir.

Dalam sebuah wawancara, Green mengatakan dia merasa bersalah menjadi tuan rumah untuk berkumpul-kumpul, meskipun tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali tertular COVID-19. Dan pengalaman melihat dua anggota keluarganya meninggal karena COVID-19, bersama dengan pengalamanya menjalani rawat inap, mengubah pandangannya tentang virus corona. Green saat ini sadar untuk bersikap waspada tentang risiko orang-orang bersikap waspada.

Untuk merayakan Natal, Green akan mengambil tindakan pencegahan ekstra. Dia mungkin akan mengadakan acara keluarga kecil, jika perlu di ruangan atau tempat yang luas yang emmungkinkan mereka menjaga jarak.

3 dari 3 halaman

Cek Video di Bawah Ini

#Changemaker