Fimela.com, Jakarta Masa polusi dan lingkungan masih terus menjadi momok. Bukan hanya di Indonesia, ternyata India juga memiliki masalah yang sama. Melihat begitu banyaknya polusi di India, terutama di Delhi, seorang gadis 8 tahun berani berbicara lantang dan mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan.
Namanya Licypriya Kangujam. Usianya boleh saja belum genap dua digit. Tetapi, pengetahuan dan semangatnya untuk memenyelamatkan bumi patut diacungi jempol dan didukung dunia. Dilansir dari Now This Earth, Kangujam mengaku khawatir akan keadaan bumi serta kesehatan masyarakat di negaranya, akibat polusi udara yang begitu membahayakan.
"Saya khawatir akan keadaan Bumi dan kesehatan bayi dan anak-anak sekolah. Lihat saja di Delhi, polusi udara di sana sangat berbahaya dan bahkan anak-anak tidak bisa keluar dari rumah," katanya.
Semangat dan kepeduliannya terhadap lingkungan dan masyarakat ternyata sudah tumbuh sejak dia masih berusia 4 tahun. Saat itu, di tahun 2015, gempa mengguncang Nepal dan membunuh hampir 9.000 orang. Dia kemudian membantu ayahnya mengumpulkan uang dan mengirim bantuan untuk jutaan korban gempa di Nepal.
Kini, gadis muda ini memimpin gerakan pemuda di India untuk mendorong pemerintah India mengesahkan Undang-Undang baru yang bisa membatasi emisi karbon di salah satu negara yang paling berpolusi di dunia.
"Saya di sini di depan gedung DPR, untuk berbicara kepada Perdana Menteri India yang sangat kami hormati, Bapak Narendra Modi, dan para anggota DPR untuk mengesahkan UU perubahan iklim secepatnya, dari yang tadinya di atas kertas menjadi sebuah aksi nyata," katanya lantang.
What's On Fimela
powered by
Polusi di India yang Membahayakan Nyawa
India memang bukan satu-satunya negara yang memiliki tingkat polusi tinggi. Namun, menurut World Air Quality Report yang dikeluarkan pada 2019, 21 dari 30 kota dengan polusi terparah ada di India.
Seperti di Delhi. Polusi begitu tebal hingga kota seperti diselimuti kabut tebal. Di Delhi, anak-anak sempat tidak dibolehkan keluar rumah, termasuk ke sekolah, karena kondisi polusi yang begitu membahayakan kesehatan. Bahkan, lalu lintas kendaraan pribadi juga sempat dilarang.
Meski Kangujam dijuluki Greta dari India, namun dia menolak julukan itu. Seperti anak-anak lainnya, gadis ini tetap suka bermain dengan sang adik dan mewarnai.
"Saya ingin media lokal dan internasional menuliskan nama asli kita karena kita masing-masing memiliki identitas, nama, negara, dan cerita kita sendiri," jelas Kangujam.
#changemaker