Menjadi Ibu Rumah Tangga dan Kesibukan 16 Jam yang Berlangsung Tiap Hari

Endah Wijayanti diperbarui 18 Nov 2020, 09:55 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita bisa bersinar melalui setiap pilihan hidup yang kita buat dalam hidup. Baik dalam hal pendidikan, karier atau pekerjaan, dan pilihan soal impian serta cita-cita. Setiap perempuan bisa menjadi sosok tangguh melalui setiap pilihan hidup yang diambil. Seperti dalam tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Oktober 2020: Menjadi Lady Boss Versimu ini.

***

Oleh:  Frawita Adrinola

Saya seorang ibu rumah tangga yang biasa saja, punya seorang anak laki-laki yang sedang tumbuh dan butuh perhatian berumur 2 tahun 8 bulan, dan sembari itu juga sedang berjuang menyicil mimpi bersama usaha handicraft yang saya rintis sendiri sejak 2016 lalu. Dan inilah cerita saya tentang lady boss di rumah, dan punya waktu kerja 16 jam setiap harinya, yang digaji tak terhingga oleh Tuhan.

Saya bekerja dengan senang hati setiap hari tanpa ada waktu libur. Walau kadang terasa lelah, sesekali tampak marah, apalagi jika masuk waktunya PMS tapi apa daya ini adalah tanggung jawab saya sebagai seorang istri yang harus mengurus suami, seorang ibu yang harus menemani anaknya bermain, ditambah lagi dengan mengurus usaha saya agar tetap berjalan dengan baik.

16 jam waktu kerja setiap harinya, dimulai dari 6 jam pertama di pagi hari. Jadwal mencuci pakaian yang dibarengi dengan menyiapkan sarapan keluarga. Selesai semuanya dilanjut dengan bersih-bersih rumah hingga sebelum siang, setelah itu tanpa jeda lanjut menyiapkan makan siang. Istirahat sebentar sembari cek email/pesanan. Lalu lanjut kembali pada pukul 13.00.

2 dari 2 halaman

Rutinitas yang Tak Ada Habisnya

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/korrawin

6 jam berikutnya hingga sore adalah waktu random, yang sering saya gunakan untuk mengelola usaha saya jika anak sedang tidur, karena hanya pada jam-jam inilah saya bisa fokus mengurus usaha saya tanpa diganggu oleh anak.

Malam adalah waktunya bercengkerama bersama keluarga, waktunya saling bercerita keluh kesah atau apa saja yang dapat menjadi komunikasi buat saya, suami, dan anak kami. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu juga oleh anak kami yang sedang tumbuh ini untuk bercerita kesehariannya kepada ayahnya, hingga dia tertidur. Dan jam inilah yang dinamakan jam malam/lembur seorang ibu, yang baru dimulai setelah anaknya tertidur.

4 jam selanjutnya menuju tengah malam, bersih-bersih rumah, mainan anak, dapur, setrika hingga pukul 12 malam. Percayalah, inilah keseharian seorang ibu rumah tangga yang tinggal terpisah dari orang tua dan tidak punya ART, tapi masih berusaha menggapai mimpinya lewat usaha handicraft rintisannya. 16 jam yang penuh emosional, perjuangan, dan pegal-pegal di seluruh badan, tapi bahagia melihat mereka tumbuh seirama.

#ChangeMaker