Menjadi Otak Bisnis Suami, Bagiku Seorang Bos Tidak Selalu Memimpin di Depan

Endah Wijayanti diperbarui 17 Okt 2020, 11:10 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita bisa bersinar melalui setiap pilihan hidup yang kita buat dalam hidup. Baik dalam hal pendidikan, karier atau pekerjaan, dan pilihan soal impian serta cita-cita. Setiap perempuan bisa menjadi sosok tangguh melalui setiap pilihan hidup yang diambil. Seperti dalam tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Oktober 2020: Menjadi Lady Boss Versimu ini.

***

Oleh: Caesaria Apriliani

Tidak semua istilah Be a Lady Boss selalu berartikan memimpin di depan secara harfiah.

Menikah dan menjadi istri seorang pria keturunan Arab asli menurut pandangan beberapa masyarakat Indonesia, seperti menikmati hidup layaknya puteri Jasmine di kartun animasi Disney, atau seperti puteri keturunan Raja Saudi yang serba mewah. Padahal tidak seperti itu aslinya. 

Tapi tidak ada penyesalan sama sekali yang aku rasakan, karena semua adalah jalan yang aku pilih dan ambil sesuai keinginan dan mimpiku sejak kecil. Ya, sejak duduk di bangku sekolah dasar, aku memang berangan-angan ingin menikah dengan bule. Alasan utamaku selain ingin selalu berbahasa asing setiap hari, aku juga ingin selalu merasakan dinamika berbeda sepanjang kehidupan pernikahan dan karirku. Sejak kecil aku selalu menganggap diriku seorang alpha female, yang punya keinginan kuat, dominan, percaya diri, dan cukup vokal dalam kehidupan pernikahan dan karir. 

Kehidupan awal pernikahan memang penuh dengan perjuangan, karena suami memang ke Indonesia untuk menetap dan memulai lembaran baru di luar negara asalnya untuk membangun bisnis. Penopang finansial utama masih di bawah tanggungjawabku, sembari menabung, membuat strategi, dan memikirkan bisnis yang cocok untuk suamiku bangun di Indonesia.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Membangun Bisnis dengan Suami

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Aku seorang karyawan di perusahaan multinasional sebagai content management specialist dan memang belum memiliki jabatan tertentu. Aku tidak merasa keberatan sama sekali, justru aku merasa terhormat dan merasa bangga dengan diriku sendiri sejauh ini, hingga pada tahun 2019 akhir lalu kami berhasil membuat konsep bisnis kuliner makanan khas Timur Tengah-Mediterranean, dan suami bisa merintis bisnisnya sampai sekarang dengan mengajak teman sesama Arab.

Konsep ide, otak, strategi pemasaran, modal, sebagian besar datang dari aku yang selalu mendukung sepenuhnya. It is a win win solution, dan tiap kali aku mendatangi kedai kuliner suami, aku merasa benar-benar seperti lady boss sesungguhnya. Melihatnya mengatur finansial, meracik menu, menata platting, mengajari karyawan, dan menyapa konsumen yang datang, benar-benar membuatku bangga, karena aku ada di belakangnya dengan dukungan penuh seorang istri. Pernikahan membutuhkan dua orang yang mengayuh dayung bersama-sama, masing-masing memiliki peran dan kewajiban yang harus ditunaikan secara ikhlas.

Menjadi perempuan memang kadang dianggap banyak stigma dan tuntutan untuk menjadi di belakang pimpinan seorang laki-laki. Namun, jika kita melihatnya dari sisi yang berbeda, justru seorang pemimpin itu justru yang mengarahkan dari belakang, dan melihat orang di depan kita berjalan ke jalan yang benar, because a leader creates another leader. Selama memang tidak ada unsur paksaan dan perbedaan prinsip yang kamu pegang, maka jadilah lady boss sesuai caramu sendiri. 

#ChangeMaker