Fimela.com, Jakarta Jenis olahraga paling sederhana dengan segudang manfaat bagi tubuh adalah lari. Aktivitas fisik ini bermacam-macam jenisnya. Bisa lari jarak jauh, lari jarak dekat, maupun jogging alias lari kecil. Banyak orang memilih alternatif olahraga ini karena sangat mudah dan tidak perlu merogoh kocek.
Namun, jika berlebihan dan tidak memperhatikan umur sampai ketahanan tubuh, bisa saja olahraga lari itu menimbulkan cedera sampai kematian. Lantas bagaimana menyikapi hal itu? Berikut fakta mengenai olahraga lari dari kacamata dr. Kiki Novito, Sp.OT (K) dan Nicolaas Budhiparama MD., PhD., SpOT (K), FICS.
Olahraga Membuat Tubuh Sehat dan Bahagia
Olahraga lari membuat tubuh kamu jadi sehat, tetapi kamu memerlukan tubuh yang sehat untuk bisa berlari nyaman. Semua olahraga, bertujuan untuk membuat tubuh sehat, termasuk lari. Dengan rutin berlari, kamu akan mendapat keuntungan: membakar kalori sehingga membuat badan menjadi lebih slim, jantung, paru-paru dan aliran darah menjadi lebih sehat dan terlatih, tekanan darah dan kadar lemak darah akan terjaga dan secara keseluruhan tubuh akan menjadi lebih bugar.
Serta ada satu yang paling penting: berlari mengeluarkan endorphine yang membuat kita bahagia.Tetapi untuk dapat rutin berlari secara aman dan bebas cedera, diperlukan juga tubuh yang sehat. Yang pertama adalah tentunya tidak ada kelainan pada alat gerak. Diperlukan check up untuk memeriksa apakah kondisi jantung dan paru cukup baik dan aman. Dan jika sudah berumur, maka perlu memeriksakan kondisi persendian, terutama lutut, apakah laik untuk berlari. Seseorang yang mampu berlari sampai tua dan menjalani hidup dengan nyaman, haruslah terjaga kesehatannya.
Aturan-Aturan Kesehatan
Untuk menjaga tubuh tetap sehat dan sebagai konsekuensi status sebagai pelari, maka akan ada aturan-aturan kesehatan yang harus dipatuhi. Yang pertama adalah hidup teratur dan cukup istirahat. Lari adalah olahraga yang sangat menguras tenaga dan daya tahan tubuh. Tanpa istirahat yang cukup, mustahil akan mampu berlari dalam waktu yang lama dengan aman. Begitu juga setelah berlari, dibutuhkan istirahat yang cukup agar zat-zat yang menimbulkan peradangan dan kelelahan akibat aktivitas otot yang intens, dapat dieliminir oleh tubuh. Serta tubuh memiliki waktu untuk memperbaiki jaringan yang rusak atau aus, dan proses ini terutama terjadi saat kita tidur.
Pentingnya Pola Makan Sehat
Yang kedua adalah pola makan sehat. Benar lari akan membakar kalori, membakar lemak, dan membuat tubuh menjadi lebih slim. Tetapi untuk berlari, dibutuhkan kalori atau energi. Darimana energi ini didapatkan? Dari apa yang kita makan dan dari simpanan energi di tubuh. Pada lari jarak jauh, maka energi ini didapatkan terutama dari simpanan glikogen di otot dan lemak tubuh. Energi instan yang digunakan pertama adalah gula yang ada di dalam darah sebagai hasil pencernaan makanan. Kemudian digunakan cadangan gula yang ada di otot, dan juga digunakan pemecahan lemak untuk medapatkan energi. Maka untuk memenuhi kebutuhan energi untuk berlari, dibutuhkan diet yang baik dan pengaturan yang tepat.
Asupan makanan pun harus berimbang. Sesuaikan asupan karbohidrat, protein, dan lemak. Komposisi ini diatur karena akan berbeda kebutuhannya saat latihan biasa atau menjelang lomba. Jangan mentang-mentang takut gemuk, kamu jadi menghindari karbohidrat, karena karbohidrat dibutuhkan untuk energi berlari.
Latihan Juga Penting untuk Mengoptimalkan Bakat
Yang ketiga adalah latihan. Benar, lari sangatlah mudah dan hanya bermodalkan kaki saja. Sebagaimana semua olahraga, untuk meningkatkan kemampuan dan performa dibutuhkan latihan bertahap dan teratur. Faktor bakat sangat besar dalam kemampuan berlari, karena jenis otot yang berbeda. Tetapi latihan penting untuk mengoptimalkan bakat, atau bagi yang ototnya tidak dominan untuk lari jarak jauh, bisa melatih otot (jenis intermediate/Type IIA) menjadi cocok untuk berlari. Latihan juga akan meningkatkan kemampuan jantung, paru-paru, dan otot sehingga endurance semakin meningkat.
Dalam latihan atau kebiasaan rutin berlari, sangat penting untuk menjaga ritme dan melakukan peningkatan secara bertahap, agar terhindar dari cedera. Lebih dari 75% cedera pada pelari, disebabkan terlalu cepat dalam menambah intensitas, frekuensi dan jarak berlari. Tidak ada latihan yang sia-sia untuk semua orang, yang ada adalah menyia-nyiakan latihan sehingga performa tidak optimal.
Lari Bukan Hanya Mengandalkan Kaki
Yang keempat, perlu disadari berlari tidak hanya mengandalkan kaki. Untuk performa yang baik, dasar core / inti tubuh harus juga dilatih. Inti tubuh adalah tumpuan alat gerak. Inti tubuh yang kuat dan terlatih, akan meningkatkan performa berlari. Jadi, latihan tidak melulu di lintasan, tetapi perlu juga core exercise dengan metode tertentu.
Selalu Jaga Gaya Hidup Sehat
Kelima, tentunya mempraktekkan gaya hidup sehat. Misalnya dengan tidak merokok, tidak bergadang dan terlalu banyak minum soda dan alkohol. Satu hal yang harus diingat untuk menghindari keadaan kegawatan saat berlari adalah: rutin checkup kesehatan. Status kesehatan sangat dipengaruhi dengan perjalanan usia dan faktor keturunan. Jangan beranggapan, dengan rutin berlari saja otomatis kita sudah sehat. Checkup kesehatan rutin diperlukan untuk menilai kondisi tubuh, apakah masih siap dipakai untuk berlari dengan intensitas tertentu. Ini penting, karena sudah banyak kita dengar berita kematian saat atau sesudah berlari.
Dengan memperhatikan gaya hidup yang sehat, tentunya sebagai pelari penggembira, kita berharap dengan berlari akan membuat kita bahagia. Bukan menjadi beban, atau malah masalah kesehatan. Salam lari…!
(*)Artikel ini bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas