Fimela.com, Jakarta Pernah mendengar tentang istilah bisnis, socialpreneur? Menurut beberapa sumber, socialpreneur adalah gabungan kata dari social dan enterpreneur yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah kewirausahaan sosial.
Menurut Wikipedia, socialpreneur atau kewirausahaan sosial adalah disiplin ilmu yang menggabungkan antara kecerdasan berbisnis, inovasi, dan tekad untuk maju ke depan. Wirausaha sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentu sebuah model bisnis baru yanng bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar.
Hasil yang ingin dicapai bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak baik bagi masyarakat. Untuk BERANI BERUBAH kali ini, Tim FIMELA berkenalan dengan Dewi Ivo, seorang perempuan yang telah menggeluti dunia socialpreneur sejak 6 tahun lalu.
Dewi Ivo yang sebelumnya adalah seorang enterpreuner, mengakui sejak 6 tahun belakangan, dirinya lebih fokus melakukan kegiatan sosial. Ide dari aktivitas yang dilakukan oleh Dewi adalah mencari cara agar orang-orang mau menyumbangkan dana, namun mereka juga mendapatkan keuntungan.
"Inspirasinya dari Ibu aku, beliau selalu berbagi, mau skala besar atau skala kecil. Lalu, di tahun 2009, aku sempat baca kisah tentang seorang bayi di RSCM dan tergerak untuk langsung datang ke bangsal anak. Itu pertama kalinya aku masuk ke bangsal anak di rumah sakit. Di situlah aku mantap untuk melakukan apa yang aku lakukan sampai sekarang."
GivingIsCaring (@givingiscaring.id) merupakan salah satu wadah yang fokus dikerjakan oleh Dewi dengan ilmu bisnis yang dimilikinya. Bersama dengan beberapa kerabat dan sahabat terdekat, Aliya Rajasa Baskoro Yudhoyono dan Rossa, Dewi melakukan beragam aktivitas sosial yang fokusnya adalah untuk membantu pasien yang ada di RSCM Kiara.
"Modelnya kita lakukan mouth to mouth, melalui perkumpulan, kita menjadi perantara antara yang membutuhkan dengan yang bisa membantu. Kita melihat bahwa fasilitas RSCM harus ditingkatkan dan kita tidak bisa berharap terus menerus pada pemerintah, maka kita buat GivingIsCaring yang fokusnya adalah GivingtoKiara."
Mengajarkan Anak Berbagi Melalui Proyek Yume Little Hand Project
Dari GivingIsCaring, sebentar lagi, Dewi akan memperkenalkan Solemn (@solemn.co), proyek kolaborasinya dengan beberapa brand fashion. Hasil keuntungan penjualan baju dari Solemn nantinya akan diberikan untuk membantu GivingIsCaring.
"Yang pertama, kita akan berkolaborasi dengan Zico Halim dari Tangan, dia yang akan bantu kita untuk desain bajunya, nanti awal tahun sama desainer lainnya. Sistemnya, kita keluarin modal dulu, nanti keuntungannya untuk proyek-proyek sosial kita."
Menurut Dewi, saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai peduli dan memberikan perhatian terhadap wadah-wadah sosial seperti GivingIsCaring.
"Masyarakat kita itu jiwa sosialnya tinggi, jadi responnya bagus. Kalau kita bisa berangkat dari media sosial untuk berbuat kebaikan, mulai dari 1 orang aja, ke 1 orang lainnya, lama-lama bisa jadi jutaan. Nanti tinggal bagaimana kita menggabungkannya."
Menariknya, tampaknya sang anak yang bernama Razqa juga sudah mulai mengikuti jejak Dewi dengan jiwa kepeduliaan yang tinggi. Melalui Yume Little Hand Project (@yumelittlehandproject), Raska membantu proyek-proyek sosial dengan skala kecil.
"Kalau yang dilakukan Razqa di Yume Little Hand Project itu untuk membantu proyek sosial di bawah 10 juta. Sekarang juga sedang fokus berkolaborasi dengan anak-anak yang lain."
Melakukan hal-hal kecil untuk memberi dampak yang besar
Kesulitan yang dirasakan Dewi di masa pandemi ini tampaknya tak memadamkan semangatnya untuk terus membantu orang-orang di sekitarnya. Dewi mengakui bahwa apa yang dilakukannya sekarang adalah bentuk hiburan untuk dirinya sendiri, karena memang bukan tipe orang yang bisa diam saja.
"Jujur, masih suka dicomplain sama suami, karena pegang HP terus, jadi sekarang aku berusaha untuk pintar bagi waktu. Kalau suami sudah berangkat ke kantor dan anak lagi tidur siang, aku baru lanjutin tuh kerjain proyek-proyek sosialnya, karena sekarang aku lagi pegang sendiri nih semuanya."
Melalui Dewi, kita bisa memilih untuk berpikir dan bersikap positif, di tengah kondisi yang serba tak pasti sekarang ini. Kita bisa memilih bagaimana energi kita akan dihabiskan, untuk melakukan hal seperti apa.
"Aku percaya banget kalau kita melakukan hal-hal positif untuk diri sendiri, keluarga, dan orang lain, dampaknya lebih besar lagi bagi lingkungan. Hal pertama yang harus kita lakukan di pagi hari ketika bangun tidur adalah memilih. Kita harus memilih ingin bangun tidur dengan perasaan yang bagaimana. Begitu juga waktu mau tidur di malam hari. It's okay not to be okay, dipause dulu semuanya, nangis kalau mau nangis, cari tahu apa yang jadi penyebabnya."
Selama wawancara dengan Tim FIMELA, Dewi berkali-kali menegaskan bahwa apa yang dilakukannya masih merupakan hal-hal kecil dan sederhana. Namun, bukankah kita memang harus berangkat dari hal-hal yang kecil untuk memberi dampak besar, Sahabat FIMELA?
#ChangeMaker