4 Alasan Beberapa Korban Bullying Menjadi Lebih Banyak Diam

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 08 Okt 2024, 10:55 WIB

Fimela.com, Jakarta Ketika anak-anak menjadi korban bullying, mereka dapat menderita akibat yang signifikan termasuk merasa sendirian, terisolasi, dan terhina. Namun banyak korban tidak memberi tahu satu orang apa yang terjadi pada mereka. Alasan untuk tetap diam beragam dan berbeda dari orang ke orang. Fakta ini membuat sebagian remaja tidak yakin bagaimana situasi tersebut. Hal tersebut membuat mereka menyimpan kejadian tersebut untuk diri mereka sendiri. Berikut ini beberapa alasan mengapa korban bullying ragu untuk mengungkapkan tindakan yang mereka rasakan dan mengapa mereka lebih banyak diam.

Merasa Malu

Bullying adalah tentang kekuasaan dan kendali. Akibatnya menyebabkan korban merasa tidak berdaya atau lemah. Akibatnya, menyebakan korban merasa tidak berdaya dan merasa lemah. Bagi banyak anak, hal ini menimbulkan perasaan sangat malu. Demikian pula jika korban diintimidasi karena sesuatu yang sudah mereka anggap sensitif yang berkaitan dengan fisik atau tuduhan, mereka akan sering merasa malu untuk membicarakannya.

Takut Penindasan akan Membalas

Seringkali anak-anak tidak melaporkan perilaku yang dialaminya kepada orang lain. Alasan itu diperkuat karena mereka merasa khawatir penindas hanya akan memperburuk hidup mereka. Mereka lebih suka mencoba mengatasi masalah sendiri daripada mengambil risiko yang memperburuk masalah mereka.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Gagal Mengenali Bentuk Penindasan

Anak yang kerap di bully membuatnya rentan alami depresi di usia muda. (Foto: Huffington Post)

Seringkali, anak-anak hanya melaporkan perundungan fisik karena mudah dikenali. Pada akhirnya, mereka gagal melaporkan bentuk intimidasi yang lebih halus. Mereka tidak menyadari bahwa menyebarkan rumor orang lain dan menyabotase hubungan juga merupakan bentuk penindasan halus.

Tekanan

Seseorang yang menjadi korban bullying akan merasa tertekan dan menyerah pada teman sebaya dan menerima intimidasi untuk mempertahankan status sosial mereka. Para korban seringkali menginginkan penerimaan orang yang menindas mereka. Jadi, untuk tetap menjadi bagian dari grup, mereka mentolerir perilaku kejam.

Kenali tanda-tanda bawa seseorang mungkin mengalami perundungan yang dapat mengganggu kesehatan mental anak dan bahkan mengubah perilaku anak.

3 dari 3 halaman