Fimela.com, Jakarta Penyebaran virus corona kini semakin meningkat di sebagian besar negara. Bahkan sejumlah rumah sakit tidak dapat menampung pasien dan merujuknya ke rumah sakit lainnya. Selain itu, tenaga medis juga kewalahan untuk bertugas. Mereka merupakan garda depan untuk menghadapi penyakit ini.
Bahkan banyak tenaga medis kini gugur akibat terpapar virus corona saat mereka merawat para pasien. Seperti berita baru-baru ini, seorang perawat meninggal dunia akibat virus corona. Ia mempertaruhkan nyawanya demi kehidupan orang lain.
Melansir dari people.com (10/10), seorang perawat yang bekerja di garis depan pandemi virus corona telah meninggal dunia karena komplikasi COVID-19 pada usia 51 tahun. Sally Fontanilla meninggal pada hari Senin setelah menghabiskan dua bulan menggunakan ventilator di unit perawatan insentif. Fontanilla merupakan seorang perawat yang telah bekerja selama 23 tahun yang mempertaruhkan nyawanya untuk nyawa orang lain.
Meski Memiliki Penyakit Asma dan Diabetes, Fontanilla Tetap Bertugas
Fontanilla bekerja di unit COVID-19 di St. Mary Medical Center di Apple Valley, California. Ia tertular virus tersebut dari pasiennya dan membuatnya jatuh sakit. Suaminya, Ben, yang juga bekerja di rumah sakit yang sama, mengatakan bahwa keluarga khawatir dengan Fontanilla pada awal munculnya wabah COVID-19. Saat itu Fontanilla juga memiliki riwayat penyakit seperti asma dan diabetes
Suami Fontanilla mengatakan dia kembali bekerja di rumah sakit pada musim panas ketika dia mengira risiko tertular virus corona akan lebih rendah. Ia melakukan pencegahan dengan mamakai masker, pakaian pelindung, dan sarung tangan.
Fontanilla didiagnosa COVID-19 pada bulan Juli dan kondisinya semakin memburuk dan berakhir di ICU. Perwakilan dari pusat medis St. Mary tifak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Hingga Kamis, ada lebih dari 7.636.000 kasus COVID-19 dan 212.600 kematian akibat penyakit terkait virus corona di Amerika Serikat.
Cek Video di Bawah Ini
#Changemaker