Resign dari Pekerjaan Bergaji 80 Ribu Dolar, Perubahan Hidupku Luar Biasa

Endah Wijayanti diperbarui 09 Okt 2020, 09:45 WIB

Fimela.com, Jakarta "Pada hari Jumat, 3 Maret tahun ini, aku membuat satu dari keputusan paling penting dalam hidupku. Aku mengemas stabiloku, mengosongkan laciku, dan memberikan semua yang berharga (kantong teh) dan keluar dari pekerjaan dengan gaji tetap 80 ribu dolar," tulis Holly Earp menceritakan pengalamannya via laman HerWorld. Pada tahun 2017 lalu, Holly membuat keputusan besar dengan meninggalkan jabatannya sebagai Manajer Pemasaran Konten di sebuah perusahaan ritel anggur (wine) yang besar. Pekerjaan dengan gaji sebesar 80 ribu dolar per bulan itu ia tinggalkan karena ada hal lain yang ingin ia lakukan.

Saat memutuskan untuk resign, Holly belum punya pekerjaan pengganti dan tak ada penghasilan sampingan. Dia hanya punya sedikit rencana untuk menekuni pekerjaan lepas sebagai penulis dan desainer grafis. Holly mengaku dirinya tipikal perempuan yang suka berkarier tapi dia mengalami kecemasan. Setelah berkonsultasi ke dokter, dia diberi tahu bahwa perjalanan 3 jam pulang pergi kantor dan tekanan di tempat kerja membuat kondisinya terganggu. Holly pun mendapat resep obat untuk mengatasi kecemasannya dan perlu mengikuti sesi terapi.

Membangun Rutinitas Baru sebagai Pekerja Lepas Tidaklah Mudah

Setelah resmi keluar dari pekerjaannya, Holly dihadapkan pada situasi baru. Pada hari Senin pertama setelah tidak lagi mengantor, ia duduk dan membuat daftar panjang soal hal-hal yang bisa ia lakukan. Memperbarui portofolio dan membuat website menjadi prioritas utamanya.

Holly mulai menghubungi siapa saja yang sekiranya bisa diajak untuk kerja sama dan mencari siapa saja yang membutuhkan jasanya. Pada pekan pertama, ia sudah mendapat beberap surel terkait proyek-proyek baru dari sejumlah kenalannya.

"Pekan pertama aku mulai dengan sebuah proyek branding untuk seorang teman. Berikutnya, aku dapat kabar dari sebuah perusahaan yang membutuhkan penulis lepas dan aku dihubungkan dengan editornya. Seminggu kemudian, aku diminta mengerjakan banner untuk didesain untuk sebuah perusahaan mode tempat seorang teman bekerja di... dan terus berlanjut seperti itu. Aku terus mendapatkan proyek-proyek baru dari mulut ke mulut, dan setiap kali aku menyelesaikan sebuah pekerjaan dengan baik, aku dapat lebih banyak pekerjaan lagi," papar Holly.

Menjadi pekerja lepas ternyata lebih sibuk bagi Holly. Setiap hari ia disibukkan dengan proyek dan klien berbeda-beda. Bahkan ia banyak orang dan perusahaan baru yang mengontaknya melalui profil LinkedIn-nya.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Bekerja dari Rumah dengan Jadwal yang Bisa Diatur Sendiri

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/weedezign

Holly memaparkan dia umumnya bekerja di meja dapur di rumahnya mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 20.00. "Tampaknya jamnya sangat panjang tapi perbedaannya adalah aku bisa bangun dan turun membeli kopi di jalan kapan pun aku mau atau tidur 20 menit saat aku pengar. Aku bisa ambil cuti di hari kerja untuk menghabiskan waktu dengan Netflix dan bekerja pada hari minggu atau lembur di keesokan harinya," kata Holly.

Bekerja dari rumah, Hollu bisa mengatur waktunya sendiri. Bisa lari pagi, olahraga aerobik di kebun, memakai kaos kaki tidur, pergi ke salon pada siang hari, bisa tepat waktu bertemu teman-temannya pada malam hari, dan pergi ke acara untuk blognya. Yang lebih penting lagi baginya adalah ia tak lagi mengalami stres atau tertekan harus bangun pagi-pagi dan pergi kantor berdesak-desakan di kendaraan umum.

Mengurus Banyak Hal Sendiri dan Perubahan setelah 4 Bulan

Menjadi pekerja lepas, maka banyak hal yang harus dikerjakan sendiri. Mulai dari mengatur pajak dan akuntansi, mendaftarkan sebuah bisnis, dan membangun portofolio. Belum lagi dengan harus lebih baik dalam menagtur cash-flow, negosiasi, kontrak, dan invoice. Memang sulit tapi Holly mendapatkan kepuasan sendiri saat kliennya puas dengan pekerjaannya.

Empat bulan menekuni dunia pekerjaan lepas, penghasilan Holly sudah hampir mendekati penghasilannya saat bekerja di perusahaan sebelumnya. Dia sudah memiliki klien tetap dan punya branding serta website sendiri. Menjadi bos untuk diri sendiri memiliki kelebihan sendiri, dan bagi Holly ia bisa lebih bahagia dengan menjalani profesinya saat ini.

#ChangeMaker