3 Alasan Korban Bullying Tidak Melaporkannya Kepada Orangtua

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 27 Sep 2024, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebanyak sepertiga dari korban bullying tidak pernah memberi tahu orangtua mereka tentang viktimisasi mereka atau hanya membahasnya beberapa tahun kemudian setelah kejadian itu berlalu. Tentu mereka memiliki alasan tersendiri mengapa mereka tidak berani mengatakan kepada orangtua mereka. Berikut ini adalah alasan mengapa anak-anak menolak melaporkan perundungan.

Ketakutan Bahwa Perundungan Akan Semakin Buruk

Banyak anak khawatir bahwa perlaku intimidasi menjadi lebih marah jika dia ditegur oleh guru atau orangtua mereka. Para korban percaya bahwa jika mereka melaporkan intimidasi, perlaku intimidasi akan membalas dan menjadi lebih kejam. Akibatnya, anak-anak akan merahasiakan penindasan tersebut atau memberi tahu orangtua mereka dengan permintaan agar tidak ada tindakan apa pun terkait situasi tersebut.

Merasa Tidak Ada Perubahan Meskipun Sudah Melaporkan

Para korban penindasan sering mengaku bahwa memberi tahu seseorang akan tidak berguna. Hak ini khususnya terjadi di sekolah atau di ruang kelas di mana laporan penindasan menyebabkan sedikit atau tidak ada intervensi aktif. Semakin besar anak-anak, semakin kecil kemungkinan mereka untuk mempercayai bahwa orang dewasa dapat membantu mengatasi intimidasi. Hal ini mungkin terjadi karena mereka telah mengamati laporan tentang intimidasi dari guru atau orangtua.

2 dari 3 halaman

Merasa Tidak Berdaya

Anak yang kerap di bully membuatnya rentan alami depresi di usia muda. (Foto: Huffington Post)

Bullying pada dasarnya adalah tentang kekuasaan. Agresi, baik verbal, sosial atau fisik, berpusat pada membuat satu orang merasa kurang kuat dari yang lain. Oleh karena itu, korban bullying biasanya menganggap dirinya tidak berdaya, terutama dalam kaitannya dengan melaku intimidasi. Persepsi ini memicu perasaan bahwa melaporkan penindasan tidak ada gunanya.

Nah, berikut tadi beberapa alasan mengapa anak tidak melaporkan jika dia menjadi korban bullying.

3 dari 3 halaman