Fimela Fest 2020: Alasan Perempuan Dibutuhkan untuk Jadi Pemimpin Dunia

Vinsensia Dianawanti diperbarui 05 Okt 2020, 15:19 WIB

Fimela.com, Jakarta Sosok Kamala Harris menggebrak dunia politik Amerika Serikat yang akan mendampingi Joe Biden di Pemilu AS 2020 sebagai calon wakil presiden. Harris menjadi perempuan ketiga sekaligus menjadi perempuan pertama keturunan India Jamaika yang dinominasikan untuk posisi tersebut.

Tujuh hari kemudian Chrystia Freeland diangkat menjadi menteri keuangan perempuan pertama di Kanada. Peggy Nash menuturkan bahwa dia telah bermimpi menjadi perempuan yang menerobos batasan ketika dirinya menjadi kritikus keuangan oposisi untuk Partai Demokrat Baru.

"Itu tidak akan terjadi tapi saya senang untuk Freeland. Ada perempuan yang menjalankan keuangan di provinsi Kanada, tetapi tidak pernah secara federal hingga sekarang," ungkap Nash.

Perubahan ini menawarkan harapan bagi perempuan dan remaja di dunia. Meski membutuhkan waktu yang lama, saat ini terdapat 16 pemimpin dunia perempuan, di mana itu merupakan 10 persen dari pemimpin seluruh dunia. Baik di Kanada maupun Amerika Serikat tidak pernah memiliki seorang perempuan yang terpilih ke posisi paling atas.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Kinerja yang baik

PM Selandia Baru Jacinda Ardern ikut menghadiri salat Jumat di Christchurch. (dok.Twitter @Kasmawati75/https://twitter.com/Kasmawati75/status/1108928106977320961/Henry

Baik Harris maupun Freeland sama-sama mengambil posisi mereka di tengah masa sulit. Membuat orang bertanya mengapa dibutuhkan krisis untuk mempromosikan posisi perempuan? Jawabannya, tampaknya karena kinerja pemimpin perempuan lebih baik.

Pemerintah AS saat ini telah salah mengelola COVID-19 mengakibatkan lebih banyak kasus dan kematian dibanding negara lain. Di Amerika Serikat ada kekhawatiran demokrasi mereka terancam karena tindakan Presiden Trump.

Namun kemunculan Harris dan Freeland memberikan udara segar di dunia politik. Keduanya sama-sama kuat, berprestasi, dan sesuai dengan pekerjaan baru mereka. Mungkin inilah saat terbaik untuk memanggil para perempuan untuk memperbaiki begitu banyak masalah politik. Beberapa orang berpendapat bahwa kinerja pemimpin perempuan selama pandemi dinilai sangat baik.

Melihat ke seluruh dunia, ada generasi baru pemimpin perempuan, seperti Jacinda Ardern dari Selandia Baru dan Sanna Marin dan koalisinya dari lima pemimpin perempuan muda di Finlandia, telah memberikan kepemimpinan yang sangat baik.

"Kami berharap bahwa generasi berikutnya tidak hanya akan bercita-cita untuk berkuasa bagi diri mereka sendiri, tetapi mereka akan membuka pintu kekuasaan untuk representasi yang lebih baik," ungkap Penny Nash.

 

Untuk tahu lebih lanjut topik seputar ini, daftarkan dirimu di sini dan dapatkan info terupdate FIMELA FEST 2020. Jangan sampai terlewat ya.

3 dari 3 halaman

Simak video berikut ini

#changemaker