Memberi Utang pada Orang yang Pura-Pura Lupa Itu Bikin Kesal!

Endah Wijayanti diperbarui 05 Okt 2020, 10:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Ada yang bilang uang bukan segalanya. Hanya saja uang tetaplah kita butuhkan dalam kehidupan. Mengatur keuangan, membuat rencana keuangan untuk jangka waktu tertentu, mewujudkan impian melalui perencanaan finansial yang baik, rencana investasi dan membeli rumah, hingga pengalaman terkait memberi utang atau berutang pasti pernah kita alami. Banyak aspek dalam kehidupan kita yang sangat erat kaitannya dengan uang. Nah, dalam Lomba Share Your Stories September 2020: Aku dan Uang ini Sahabat Fimela semua bisa berbagi tulisan terkait pengalaman, cerita pribadi, kisah, atau sudut pandang terkait uang. Seperti tulisan berikut ini.

***

Oleh:  Syafiani

"Ta, maaf beribu maaf, bolehkah aku minta uangku yang kemarin kamu pinjam? Aku benar-benar lagi butuh, berhubung sekrang kegiatan di luar lagi nggak ada jadi rezeki seret. Aku mohon, sedikit dulu pun tak apa-apa," sebuah pesan singkat aku kirimkan kepada salah satu teman yang pernah meminjam uang padaku.

Katanya dulu cuma meminjam seminggu eh kok hampir setahun tidak juga dikembalikan. Mau pakai bahasa kasar, aku masih punya hati. Entah dia lupa atau pura-pura lupa. Padahal waktu kulihat update statusnya selalu sedang makan atau bekerja. Yang kutahu gajinya lebih besar daripada aku. Entah kenapa utang belum juga dilunasi.

Malam itu aku sedih kerana pandemi telah merenggut beberapa rezekiku kali ini. Aku harus ekstra sabar dengan puang pegangan yang bergantung pada sisa tabungan yang hampir 0 saldo. Sejak pandemi banyak kegiatan batal sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.

Dari teman itu aku belajar banyak bahwa kemampuan manajeman keuangan haruslah dimiliki oleh setiap orang. Pengelolaan uang yang baik mulai dari rincian penggunaan, pengeluaran rutin dan tabungan masa depan juga harus dipersiapkan. Mana prioritas yang harus ditentukan. Ya, agar terhindar dari hutang.

2 dari 2 halaman

Mengatur Uang dengan Lebih Baik Lagi

Ilustrasi/copyrightshutterstock/PR Image Factory

Bagiku uang bukanlah perkara penting tapi dibutuhkan. Jika tak pandai mengelola keuangan tentu akan berakibat fatal. Dan aku telah memulai sejak masih duduk di bangku SMA kelas 3 di saat sudah bisa menghasilkn uang sendiri. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Karena uang ibarat angin. Masuk sebentar kemudian terhempas entah kemana. Atau bisa seperti hantu, menghilang tanpa sebab.

Dengan gaji Rp800 ribu per bulan waktu itu aku bisa menyicil sepeda motor dan membayar SPP kuliah serta deposito tabungan. Bukan perkara mudah dalam mengatur keuangan. Ada beberapa hal yang harus dikorbankan seperti beli baju baru, sepatu baru, tas baru dan perlengkapan make up lainnya. Uang harus digunakan sesuai prioritas. Jangan terlalu banyak gaya dan dibilang kurang update. Yang penting otak tetap terisi dengan ilmu-ilmu baru. Cantik toh bukan dinilai dari apa yang aku pakai. Tapi bagaimana cara menyeimbangkan di antara keduanya.

Aku butuh cara cerdas agar uang tidak numpang mampir di dalam dompet. Jangan sampai tergoda dengan baju mahal. Pakai ponsel bisa yang biasa saja. Uang harus kita atur dengan bijak bukan malah sebaliknya. Atur pengeluran dimulai dari prioritas. Pilah dan pilih. Jangan sampai tidak ditabung pas gajian tiba. 

#ChangeMaker