Fimela.com, Jakarta Untuk memutus penyebaran virus corona, semua orang diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan yang ada. menjaga jarak, mencuci tangan dan menggunakan masker juga diperlukan. Selain itu, penutupan beberapa lokasi umum seperti perkantoran, sekolah-sekolah serta tempat wisata juga dilakukan oleh sejumlah negara. Banyak siswa harus beralih dengan pembelajaran melalui daring.
Hal ini membuat beberapa pro dan kontra dari sejumlah orangtua siswa. Sebagian dari mereka keberatan karena tak memiliki fasilitas yang mendukung untuk belajar online. Sebagian lagi mungkin mendukung karena para orangtua tidak khawatir lagi dengan penyebaran virus corona di lingkungan sekolah. Tetapi banyak orangtua mengeluh terhadap pembelajaran daring ini. Seperti beberapa orangtua di Amerika, sebagian dari mereka khawatir dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini.
Melansir dari people.com (2/10), berdasarkan penelitian tiga perempat orangtua di Amerika lebih khawatir tentang keamanan online anak mereka karena pembelajaran jarak jauh. Saat anak-anak kembali ke kelas secara virtual, sebuah survei baru menanyakan 2.000 orangtua dari anak usia sekolah di AS tentang kurva belajar yang mereka alami bersama anak pada tahun ajaran ini dan kekhawatiran yang menyertai mereka.
Hasil menunjukkan 76% responden khawatir tentang keamanan online terhadap anak mereka saat melakukan pembelajaran jarak jauh. Dalam survei tersebut menemukan 84% orangtua yang anaknya menggunakan perangkat yang dikeluarkan sekolah untuk pembelajaran jarak jauh (sekitar 1.000 responden) harus belajar cara menggunakannya bersama anak mereka.
What's On Fimela
powered by
Para Orangtua Mendampingi Anak Belajar
Selain itu, 8 dari 10 orangtua yang disurvei menceritakan bahwa mereka merasakan tekanan yang meningkat saat melakukan pembelajaran jarak jauh. Dengan tekanan yang meningkat ini muncul kekhawatiran yang meningkat juga, 72% responden mengungkapkan bahwa mereka khawatir dengan peningkatan cyberbullying dan 67% anak khawatir mereka mengakses konten yang tidak pantas.
Setengah dari orangtua yang disurvei mengatakan kekhawatiran terbesar mereka terhadap keamanan online anak mereka berpotensi menerima pesan dari orang asing yang meminta konten yang tidak pantas. Selian itu, 46% responden lainnya khawatir mereka mungkin bertemu orang asing secara online. Khawatiran lainnya termasuk mengakses pornografi secara tidak sengaja atau konten kekerasan.
Beberapa orangtua bahkan memantau aktvitas online anak mereka dengan meminta anak menunjukkan apa yang mereka lakukan. Survei ini dilakukan untuk memberikan keamanan bagi siswa dan terlindungi saat mereka mengakses internet. Dari survei ini ditemukan 74% orangtua lainnya memantau riwayat browser anak dan 6-10 tetap pada kontrol orangtua mereka.
Dengan semua kekhawatiran ini, lebih dari 6 dari 10 reseponden mengatakan mereka ingin melakukan percakapan terbuka dengan anak tentang keamanan penggunaan internet. Jadi tetap awasi proses belajar online yang dilakukan anak di rumah ya Mom.
Cek Video di Bawah Ini
#Changemaker