BERANI BERUBAH: Panji Indra Membuat Karya di Tengah Pandemi Sekaligus Membantu Sesama Lewat The Cyclist’s Portrait

Nabila Mecadinisa diperbarui 03 Okt 2020, 13:39 WIB

Fimela.com, Jakarta Bagi banyak orang, tentu tak pernah menyangka akan mengalami pandemi di tahun 2020 ini. Segala rencana, target, yang sudah dibuat dari jauh-jauh hari, terpaksa harus tertunda akibat terpaan virus corona Covid-19 yang menyebar di seluruh dunia. Sebaran virus yang mulai masuk ke Indonesia sejak Maret 2020 lalu membuat aktivitas jadi terbatas.

Begitu juga bagi Panji Indra, seorang fotografer yang merasa terkena dampak langsung dari Covid-19 terhadap pekerjaannya. Namun rupanya, kreativitasnya semakin terasah dan bisa terwujud menjadi karya yang menakjubkan di tengah segala duka yang terjadi di masa kritis seperti saat ini. Melalu project garapannya, The Cyclist's Portrait, Panji Indra berhasil membawa cerita dan karya yang bisa dinikmati oleh banyak orang.

Saat dihubungi oleh Tim Fimela.com, Panji bercerita tentang awal mula tercetus ide The Cyclist's Portrait. Kegelisahan di masa pandemi justru berbuah karya humanis. 

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

Berawal dari kegelisahan di masa pandemi

"Sama kayak yang lainnya, berawal dari kegelisahan, di mana produksi dan kerjaan terpaksa harus tertunda, sampai akhirnya gw mikir, kayaknya harus bikin sesuatu nih, pengen bikin campaign yang mengangkat tren sepeda saat ini." Ungkap Panji.

Melihat tren sepeda yang booming di masa pandemi, membuat ide segar bagi Panji. Apalagi, dengan latar belakang sebagai fotografer fashion. Ia melihat kesempatan ini sebagai sebuah peluang untuk ciptakan karya. "Gw suka banget dengan foto portrait, karena lebih personal dan bisa melakukan pendekatan lebih dalam untuk ciptakan sebuah foto yang memiliki cerita tersendiri." Cerita Panji.

 

3 dari 5 halaman

Menggambarkan sebuah era baru di masa pandemi

Apalagi kini, tren sepeda benar-benar luas. momentum ini membuat warna beragam yang sangat menarik untuk diabadikan. Jadi, terciptalah sebuah foto dengan garis besar sepeda, yang menangkap ragam profil, gender, hingga profesi, yang berhasil ia abadikan di dalam visual catalog yang terangkum dalam The Cyclist's Portrait, yang menggambarkan sebuah era baru di tengah pandemi, beriringan dengan tren sepeda yang berjaya.

Karya yang masuk ke dalamThe Cyclist's Portrait menjadi sebuah data base yang nantinya akan ia jadikan sebuah master, dalam bentuk buku atau bentuk lain yang hingga saat ini masih dalam proses perencanaan.

Dalam membuat sebuah foto, tentu tidaklah mudah. Panji harus mengunjungi satu lokasi ke lokasi lain untuk mengumpulkan foto para pesepeda yang ia inginkan. Tak ada kriteria khusus sepeda seperti apa yang akan ia foto. 

 

4 dari 5 halaman

Pedagan tradisional hingga pesepeda profesional

Mulai dari pedagang tradisional hingga sepeda masa kini dengan nilai puluhan juta rupiah, mewarnai Instagram Feed The Cyclist's Portrait. Bahkan tak jarang, Panji berkeliling dengan sepeda kesayangannya dengan membawa backgroud dan kamera foto untuk menemukan objek tepat untuk ia potret. Beruntunglah, sebelum booming sepeda, sejak lama, ia memang seorang penggemar sepeda.

Mengajak orang untuk berpartisipasi di dalam fotonya tentu bukanlah hal mudah. Seringkali ia harus membeli dagangan dari pedagang sepeda yang ia potret. Kendala lain yang sering ia rasakan terkadang momentum yang tidak tepat. Di saat ia melihat ada objek yang menarik, namun lokasi foto yang tidak memungkinkan, terpaksa ia harus kehilangan kesempatan ini.

 

5 dari 5 halaman

Walau kecil, namun Panji berharap bisa membantu sesama

Project The Cyclist's Portrait menjadi perpanjangan tangan yang positif untuk bisa membantu sesama. Sejak awal, ia sering berbagi dengan para pejuang jalanan yang berjualan dengan sepeda dengan membeli dagangan mereka. Panji bercerita, walau belum bisa membantu banyak, namun setidaknya ia bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain.

Ciri khas dari foto The Cyclist's Portrait selalu menghadirkan background abu-abu dengan latar alami yang terlihat. Hal ini dilakukan Panji untuk memisahkan subjek dengan hiruk pikuk lokasi, namun dengan ambiance yang masih terasa. Warna abu-abu juga dinilai sebagai warna yang netral, tidak terlalu kuat, namun bisa bergabung dengan nuansa lainnya dengan selaras.

Hingga kini, kurang lebih 200 foto sudah terkumpul. Dan bagi kalian yang ingin memiliki foto karya Panji Indra.

Bagi komunitas sepeda yang ingin menggunakan jasa Panji dengan foto ala The Cyclist Potrait, harganya sangat terjangkau, Rp 1,5 juta rupiah untuk 15 orang, komunitas sepeda kamu bisa memiliki foto keren yang bisa jadi kenangan sepanjang masa. Cek akun Instagram @thecyclistportrait untuk info selengkapnya.

 

 

 

 

#ChangeMaker