Fimela.com, Jakarta Sosok mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti selau menjadi perhatian masyarakat. Meski sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri, sepak terjangnya dalam memperjuangkan laut Indonesia terus diingat. Selama perempuan kelahiran Pangandaran ini memimpin, begitu banyak perubahan yang telah dia lakukan demi perkembangan perikanan dan kelautan Indonesia. Begitu juga dengan perubahan dalam hidupnya.
Sukses menjadi seorang pengusaha, tentu saja Susi telah membuat banyak perubahan dalam hidupnya. Namun, menerima jabatan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan merupakan salah satu perubahan terbesar dalam hidupnya. Menurutnya, kehidupan sebagai seorang menteri sangat jauh berbeda dengan kehidupannya sebagai seorang pengusaha.
"Saya dari umur 18 tahun sudah jadi pengusaha. Saya sudah menjadi CEO sejak awal. Tapi 33 tahun kemudian, Presiden Jokowi mengangkat saja menjadi menteri. Waktu itu usia saya 50 tahun," ceritanya dalam talk show bertajuk "Kisah Perempuan dalam Perubahan, Keberanian, dan Karier bersama Susi Pudjiastuti dan Michellina Triwardhany" Fimela Fest 2020.
Susi menerima posisi tersebut dan menganggapnya sebagai tantangan. Tidak mudah untuk duduk sejajar dengan para birokrat. Susi mesti mengelami begitu banyak perubahan dalam dirinya dan berusaha untuk menyesuaikan diri selama menjabat sebagai menteri. Terutama soal penampilannya.
"Saya berusaha untuk adjust tentang penampilan saat menjadi menteri. Kalau dulu saat menjadi pengusaha, bedak tidak pernah habis. Saat menjadi menteri, 3-4 bulan bedak mesti beli lagi," katanya.
Selain itu, Susi Pudjiastuti juga berusaha untuk mengubah cara berpakaiannya, meski karakter Susi yang sudah begitu melekat dalam dirinya kerap kali tertangkap kamera.
"Tapi di beberapa kesempatan kameramen tangkap saya juga saat saya ngakak," ceritanya, mengundang gelak tawa.
Pentingnya Perubahan dalam Hidup
Susi juga menyampaikan pentingnya sebuah perubahan dalam hidup, terutama sebagai perempuan. Menurutnya, orang yang tidak mau berubah akan menjadi orang yang membosankan.
"Kalau Anda tidak berubah, pertama, you will be a bored person, to be a boring person, kamu sendiri jadi perempuan yang didera kebosanan. Orang bosan, kamu juga akan bosan dengan dirimu sendiri," katanya.
Selain itu, katanya, perubahan adalah keharusan dalam hidup. Tanpa adanya perubahan meski kecil, kehidupan akan menjadi statik. Dirinya yakin, setiap orang pasti membuat perubahan-perubahan setiap harinya, meski bukan dalam pekerjaan. Namun, setiap orang pasti membuat perubahan.
"Contohnya saja saat pandemi ini. Orang dipaksa untuk berubah, suka atau tidak suka. Naturally, orang, manusia diciptakan untuk begitu gampang berubah. Kadang, ada hal-hal yang membuat kita nyaman, jadi kita tidak mau pergi dari comfort zone," katanya.
Namun Susi menekankan, jika melakukan perubahan harus mengarah kepada hal yang lebih baik. Meski tujuan, filosofi, dan prinsip tidak berubah, namun Sahabat Fimela harus siap untuk membuat perubahan untuk mencapai prinsip dan tujuan tersebut.
"Perubahan itu intinya for better, to be better. Yang tidak berubah adalah filosofi, cita-cita. Tapi yang lainnya, I don't mind to change. Selama tujuannya sama, yaitu meneruskan hidup dan membantu nelayan, (saya) bisa menjadi apa saja," tutupnya.
#changemaker