Kerap Dianggap Wajar, 6 Hal Ini Justru Jadi Tanda Toxic Relationship

Karla Farhana diperbarui 22 Okt 2020, 16:30 WIB

 

Fimela.com, Jakarta Nilai-nilai yang dipegang teguh masyarakat memang menjadi acuan standar dalam kehidupan. Termasuk nilai-nilai dalam sebuah relationship. Selain nilai budaya yang diturunkan dari nenek moyang, masyarakat juga cenderung mengambil nilai dan contoh dari beragam acara TV, film, novel, dan media baru yang memotret sisi romantisme, yang kemudian dianggap wajar oleh masyarakat. 

Nilai romantisme ini begitu lekat, sampai generasi muda menganggap perilaku tersebut wajar dilakukan kepada pasangan mereka masing-masing. Bukannya romantis, perilaku toxic dalam hubungan asmara ini justru biang keladi rapuhnya pondasi percintaan, hancurnya sebuah hubungan, dan gagalnya sebuah pernikahan. Berikut beberapa hal yang dianggap wajar, namun justru menjadi tanda toxic relationship, menurut Patricia S. William, penulis 6 “Normal” Relationship Habits That Are Actually Toxic. 

1. Sering Berantem

Di antara dua pribadi yang memiliki sifat dan pola pikir yang berbeda, pasti akan terjadi konflik. Banyak berantem justru dianggap masyarakat sebagai bumbu-bumbuh hubungan dan pernikahan. Padahal, berantem terlalu sering tanpa ada penyelesaian masalah, apalagi dipicu masalah yang sama, justru merupakan bibit pertengkaran hebat yang bisa saja meledak kapan pun, seperti bom waktu. 

2. Menahan Perasaan

Toleransi dan saling mengerti itu penting dalam relationship. Tetapi, ketika kamu terpaksa harus memendam perasaanmu, termasuk amarah, kesedihan, risih, dan terganggu dalam waktu yang cukup lama, berarti kamu sama sekali tidak bisa terbuka dengan pasanganmu sendiri. Menahan perasaan justru akan mengarah pada amarah dan kebencian. 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

3. Berharap Pasangan Memperbaiki Perasaanmu

Relationship | pexels.com/@trinitykubassek

Perilaku ini paling sering terjadi, tapi sangat berbahaya untuk hubungan asmaramu. Banyak orang yang berharap, pasangan mereka dapat mengisi kekosongan dan memperbaiki perasaanmu yang sudah hancur berantakan akibat masa lalu. Padahal, kebahagiaanmu adalah tanggung jawabmu sendiri. Berusaha memperbaiki hati pasangan yang sudah hancur dan mengisi kekosongan dalam hidupnya akan membuatmu bekerja sangat keras untuk menjalani hubungan tersebut. 

 

4. Jadi Detektif 

Ketika sudah menjadi pacar atau pasangan suami istri, banyak orang yang menganggap sudah tidak ada lagi privasi. Padahal, privasi adalah hak setiap manusia dan kepercayaan terhadap pasangan masing-masing adalah pondasi hubungan yang sehat. Jadi, jangan lagi anggap menjadi detektif seperti memeriksa HP, meminta kata sandi, hingga memeriksa media sosial pasanganmu adalah sebuah romansa yang wajar untuk dilakukan. Ini toxic, lho! 

5. Candaan yang Menjatuhkan

Dalam menjalin hubungan, saling bercanda akan menguatkan koneksi antara kamu dan pasangan. Namun, kadang ketika kamu sudah dekat dengan pasangan, kamu justru bercanda kelewat batas. Pilihlah candaan yang bikin kamu dan pasangan menjadi lebih dekat dan intim, bukan saling menjatuhkan. 

6. Passive-Aggressive

 

Komunikasi passive-aggressive adalah ketika kamu terlalu marah untuk diam, dan terlalu takut untuk berkata jujur. Komunikasi seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi justru akan memperkeruh suasana. 

#ChangeMaker

3 dari 3 halaman