Tidak Perlu Panik, Begini 4 Cara Mengatasi Anak Hiperaktif

Anisha Saktian Putri diperbarui 24 Sep 2024, 14:57 WIB

Fimela.com, Jakarta Anak-anak masih memiliki rasa ingin tahun dan energi yang tidak habis-habis. Apapun aktivitas atau permaianan dilakukan tanpa rasa lelah.

Bahka, sudah jam tidur pun si kecil tetap aktif. Biasanya anak yang tidak mau diam disebut dengan hiperaktif.

Namun, jika anak terlalu aktif perlu hati-hati karena bisa jadi si kecil memiliki kondisi attention deficit hiperactivity disorder (ADHD). Namun, anak yang bergerak terlalu aktif bukan berarti pasti ADHD.

Lalu bagaimana cara mengatasi anak hiperkatif? Berikut ulasannya melansir berbagai sumber.

1. Buat aturan dengan displin

Ada baik orangtua membuat aturan atau jadwal kegiatan atau bermain ketika di rumah. Orang tua harus displin dan tegas dalam menjalankan aturan tersebut. Anak hiperaktif umumnya akan mengalami masalah dalam memahami lingkungan dengan suasana yang tidak tertata.

Tapi perlu diingat tegas bukan berarti marah ya. Upayakan untuk memberinya ucapakan kasih sayang, misalnya "Terima kasih membantu ibu membereskan mainan"

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

2. Ajak berolahraga

ilustrasi Rekomendasi olahraga sederhana yang bisa diajarkan ke anak sejak dini/Tatiana Syrikova/pexels

Mengalihakn energi anak dengan melakukan olahraga. Misalnya saja main sepakbola atau basket.

Kegiatan berat seperti olahraga akan meningkatkan kualitas tidur anak pada malam hari. Namun pastikan agar mereka tidak melakukan aktivitas terlalu berat ketika dekat dengan waktu istirahatnya.

3. Menciptakan waktu tidur yang rutin

Menciptakan kebiasaan tidur tepat waktu dapat mengatasi masalah ini.

Pastikan anak tidur pada waktu yang sama tiap malam dan bangun pada waktu yang sama di pagi hari. Hindari kegiatan bermain komputer atau menonton TV sebelum tidur karena dapat mengganggu waktu istirahatnya.

4. Memerhatikan makanan yang dikonsumsi

Melansir Hellosehat, beberapa orang beranggapan jika konsumsi gula berlebih akan menyebabkan anak menjadi hiperaktif. Padahal,sampai saat ini belum ada penelitian yang terbukti secara ilmiah bahwa gula bisa menyebabkan seseorang jadi hiperaktif. Meski begitu, konsumsi gula memang sedikit banyak bisa mempengaruhi perilaku seseorang.

Gula merupakan karbohidrat sederhana yang mudah diserap oleh tubuh namun bisa membuat peningkatan dan penurunan kadar darah dalam tubuh dengan cepat. Pada anak, penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba ini dapat mengakibatkan ia menjadi rewel karena tubuh seolah-olah kekurangan energi dan sel-sel tubuh kelaparan. Hal inilah yang justru membuat perilaku dan suasana hati si kecil menjadi tidak stabil.

Itu sebabnya, penting untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsinya sehari-sehari. Penuhi asupan nutrisinya dengan gizi yang seimbang dari buah dan sayuran. Selain itu, hindari pula makanan olahan pada anak.

 

#changemaker