Fimela.com, Jakarta Stephanie Comfort adalah seorang guru. Sebagai guru, Stephanie memahami bahwa murid-muridnya seringkali lelah, mereka lelah diminta menyerahkan tugas yang berat, melakukan pekerjaan yang membingungkan, dan tidak sesuai dengan minat mereka.
Yang terpenting, mereka lelah diminta menjadi pribadi yang sempurna oleh orang-orang yang tidak sempurna. Stephanie adalah seorang guru yang baru-baru ini viral di media sosial karena berterus terang tentang kesalahannya saat mengajar.
Melalui tulisan yang dibagikannya di Huffpost Personal, Stephanie bercerita bahwa saat itu dirinya sedang mencoba-coba aplikasi TikTok yang sangat populer di kalangan muridnya. Satu hal yang ditangkap oleh Stephanie saat itu adalah jika kamu adalah orang yang menarik dan pandai menari, cukup mudah mengumpulkan pengikut dan menghasilkan banyak uang dengan mengunggah konten di TikTok.
Ia juga tahu bahwa di TikTok banyak orang mengunggah konten memasak atau mendidik anak, atau komedian yang membuat sandiwara pendek untuk mendapatkan pengikut. Stephanie mengunggah tentang kehidupannya sehari-hari dan hanya mendapatkan sedikit perhatian.
Sampai ketika Stephanie melakukan kesalahan yang dramatis. Stephanie mengunggah audio yang kemudian sangat populer digunakan oleh banyak orang di TikTok.
Audio yang diunggahnya adalah suara berbisik dengan nada malu dan lucu, berkata bahwa semua orang membuat kesalahan. Idenya adalah membuat orang-orang berpikir bahwa ada saatnya dalam hidup ketika mereka melakukan sesuatu yang konyol dan akan membuat mereka dipenuhi oleh rasa malu, bahkan jika profesinya sebagai guru.
What's On Fimela
powered by
Unggahan Stephanie mendapatkan banyak respon
Sebagai guru yang berjuang dengan pembelajaran online, Stephanie telah melakukan banyak kesalahan, termasuk satu kesalahan yang benar-benar menggelikan untuknya. Ketika mengunggah audio di aplikasi TikTok, Stephanie tidak menyangka ia akan mendapatkan begitu banyak perhatian.
Kesalahan yang ia bicarakan di TikTok dialaminya selama mengajar jarak jauh. Stephanie merasa frustasi dengan murid-muridnya yang sulit diajak bekerjasama selama pembelajaran online.
Stephanie menghukum murid-muridnya, namun ia sendiri ternyata tidak pernah mengunggah tugas. Tidak ada murid yang mencoba mengerjakan tugas dari Stephanie, karena memang ia tidak pernah mengunggah tugas apapun.
Ketika menyadari apa yang telah dilakukannya, Stephanie meminta maaf kepada murid-muridnya dan memberi perpanjangan waktu untuk menyelesaikan tugas. Banyak orang menunjukkan dukungannya saat melihat kreasi yang dibuat Stephanie di TikTok, namun tidak sedikit yang memberikan komentar buruk.
"Oh, jadi ketika seorang guru yang melakukannya, itu adalah kesalahan, namun ketika seorang murid yang melakukannya, itu adalah etos kerja yang buruk," tulis sebuah komentar.
Tantangan bagi guru dan murid dengan pembelajaran jarak jauh seperti saat ini
Stephanie tahu bahwa dalam proses pendidikan, tekanan untuk mencapai tujuan akademis sangat terasa. Dari sudut pandang guru, jika murid tidak menanggapi atau menyelesaikan pelajaran mereka, mereka tidak menunjukkan penguasaan informasi pada tes yang dilakukan.
Jika ada murid yang tidak lulus, makan reputasi profesional dan mata pencaharian guru juga dipertaruhkan. Inilah mengapa seorang guru harus menjadi penerjemah standar pendidikan yang konstan, ahli dalam mendiagnosis pembelajaran dan ketidakmampuan emosional, manajer kelas yang fleksibel, dan ahli teknologi.
Stephanie juga memahami perspektif dari para muridnya. Murid-murid dipaksa menghadiri kelas yang tidak mereka inginkan, oleh orangtua, budaya, dan pemerintah mereka.
Menjadi normal bagi Stephanie jika kemudian para muridnya tidak memahami dirinya sebagai seorang guru juga bisa merasa frustasi. Ketika videonya menjadi viral, Stephanie sempat berpikiran ingin menghapusnya.
Namun, guru di dalam diri Stephanie melarangnya. Video tersebut memberitahu bahwa seorang guru juga bisa melakukan kesalahan, tidak ada yang sendirian dalam rasa frustasi menghadapi proses pendidikan saat ini.
Stephanie ingin siapapun melihat dirinya sebagai seorang guru, tidak hanya gagal, namun mengakui kesalahan, dan membuat lelucon tentang hal tersebut. Ada bisa dipelajari, sesuatu tentang guru dan murid. Bagaimana menurutmu?
#ChangeMaker