Fimela.com, Jakarta Memiliki pacar yang suka main game, hm... sebenarnya itu bukan masalah. Toh, tiap orang pasti punya hobi berbeda-beda. Tapi kalau pacar sampai kecanduan game, kayaknya sih itu bakal jadi masalah besar.
Rena dan Will (bukan nama sebenarnya) memutuskan untuk pacaran setelah menghabiskan cukup banyak waktu mengobrol di ponsel. Melalui laman herworld.com, Rena mengaku dia tipe orang yang banyak bicara dan dia suka dengan seseorang yang juga bisa diajak banyak bicara. Sehingga Rena pun merasa nyambung dengan Will karena bisa mengobrolkan banyak hal selama berjam-jam.
Pacar Kecanduan Main Game
Di mata Rena, Will adalah sosok yang sopan dan mempesona, selalu bisa membuatnya tertawa setiap kali bertemu. Mereka hanya berkencan pada akhir pekan. Ketika Rena ingin bertemu pada hari biasa, Will tampak ragu-ragu.
"Apa dia tak mau sering bertemu denganmu? Apa aku terlalu berlebihan memintanya untuk lebih sering bertemu denganku? Apa aku membuatnya takut? Benakku dipenuhi pikiran-pikiran ini karena aku kesulitan memahami alasan dia yang tampak tidak tertarik," papar Rena.
Suatu hari, Will mengundang Rena ke apartemennya. Di sana, Will tinggal dengan dua temannnya dan salah satu temannya sedang merayakan ulang tahun. Dari situ, Rena tahu bahwa Will sangat suka main game. Bahkan Will punya julukan Gamer Boy.
Rena sebelumnya sama sekali tidak tahu kalau Will suka main game. Barulah kemudian Will menjelaskan bahwa dia seorang gamer yang sangat mahir dan sudah bertahun-tahun mencoba berbagai macam game.
Saat melihat kamar tidur Will, Rena sangat terkejut. Ada komputer lengkap dengan perangkat bermain game di sana. Will menjelaskan bahwa ia sangat suka main game karena membantunya melepas stres dan menghilangkan rasa cemasnya. Katanya bermain game membuatnya rileks setelah seharian capek bekerja. Pada akhirnya terunkaplah penyebab Will yang selalu tampak enggan diajak bertemu pada hari biasa, sebab Will punya "kesibukan" lain setiap kali pulang kerja.
Lebih Memilih Putus
Selang beberapa waktu, Will akhirnya mau diajak bertemu pada malam hari sepulang kerja. Kadang nonton film di bioskop atau makan malam. Tapi keadaan jadi terasa makin buruk.
Will selalu tampak tergesa-gesa untuk pulang. Jelas ia tak sabar untuk bisa langsung main game pada malam harinya.
Ketika dimintai penjelasannya, Will mengatakan ia berkompetesi dengan beberapa gamer yang berada di berbagai zona waktu berbeda. Sehingga, ia sering begadang untuk bermain game. Hal ini juga yang jadi alasan kenapa Will selalu menolak untuk diajak sarapan bersama pada hari-hari biasa.
Rena makin merasa tak nyaman. Dia tak masalah jika bermain game sebatas hobi, dan bukan malah mendikte hidup Will. "Selain itu, ini menunjukkan bahwa dia tak sungguh-sungguh mencintaiku seperti aku mencintainya karena dia tak mau berkorban atau bahkan berkompromi untuk menghabiskan lebih banyak waktu denganku," kata Rena.
Sebuah keputusan pun diambil oleh Rena. Ia ingin mengakhiri hubungan.
"Meskipun aku sangat suka bersama Will, aku sadar aku harus mengakhiri semuanya dengannya. Aku tak melihat masa depan bagi kami dan tak bisa mengingkari fakta bahwa ia lebih memilih menghabiskan lebih banyak waktunya dengan teman-teman bermain game online-nya daripada denganku. Dia jelas-jelas mengalami semacam kecanduan dan aku tak mau kerepotan untuk menanggung konsekuensinya," ujar Rena.
Rena meminta putus. Will jelas terkejut dan bertanya apa yang bisa ia lakukan agar Rena mau mengubah pikirannya. "Aku bilang padanya bahwa kecanduan bermain game-nya itu adalah masalah besar untukku tapi dia tak menawarkan diri untuk membuat perubahan apa pun pada aspek kehidupannya itu. Itulah saat aku tahu bahwa mencampakkannya adalah keputusan yang tepat," kata Rena.
#ChangeMaker