Bill Gates Andalkan Vaksin Pfizer untuk Atasi Virus Corona, Seampuh Itukah?

Vinsensia Dianawanti diperbarui 17 Sep 2020, 11:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Pendiri Microsoft Bill Gates adalah satu dari sekian banyak tokoh dunia yang berkontribusi terhadap pemberantasan virus corona. Salah satu upaya yang ia lakukan adalah menyumbang dana untuk penelitian vaksin virus corona.

Baru-baru ini banyak vaksin bermunculan yang mengklaim mampu mengatasi virus yang menyerang dunia ini. Namun Bill Gates memilih untuk menjagokan vaksin COCID-19 buatan Pfizer dan BioNTech.

Vaksin ini sendiri akan mendapat izin dari otoritas Amerika Serikat untuk penggunaan darurat pada akhir Oktober. Benarkah vaksin Pfiser benar-benar ampuh atasi virus corona?

Vaksin Pfizer sudah memasuki uji klinis fase tiga. Setelah pada dua fase sebelumnya diujikan kepada manusia dan berhasil menciptakan antibodi penawar dan merangsang t-cell untuk melawan virus corona.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Vaksin andalan Bill Gates

Berikut ini adalah beberapa saran karier terbaik dari Bill Gates, seorang pengusaha terkaya di dunia.

Vaksin jagoan Bill Gates ini mengadung materi messenger RNA yang digunakan sel untuk mengubah instruksi yang tersimpan dalam DNA. Kemudian menjadi protein yang penting bagi sebuah kehidupan. messenger RNA akan melatih sel-sel protein untuk membuat protein mampu melawan dan mencegah penyakit yang ditargetkan.

Pada uji klinis fase tiga, sebagian relawan yang disuntik vaksin Pfizer mengalami efek samping yang ringan. Mulai dari kelelahan, sakit kepala, menggigil, dan nyeri otot. Beberarap di antaranya juga mengalami demam.

Meski demikian, data ini belum dapat sepenuhnya diverifikasi apakah relawan yang mengalami keluhan ini apakah relawan yang disuntik vaksin sesungguhnya atau vaksin palsu.

Pfizer telah memiliki 29ribu relawan dari 44ribu yang ditargetkan. Lebih dari 12ribu di antaranya sudah menerima vaksin dosis kedua.

"Kami yakin, mengingat profil kekebalan yang sangat kuat dan juga profil praklis, kemanjuran vaksin ini kemungkinan besar 60 persen atau lebih," ungkap Mikael Dolsten selaku Chief Scientific Officer Pfizer.

3 dari 3 halaman

Simak video berikut ini

#changemaker