Kisah Nenek sekaligus Ibu Dua Anak, Diamputasi Empat Anggota Tubuhnya yang Disebabkan Potongan Kertas 

Anisha Saktian Putri diperbarui 16 Sep 2020, 18:00 WIB

ringkasan

  • Kisah berawal ketika potongan kertas di jari telunjuk tangan kanannya yang sangat kecil dan membuatnya melepuh
  • Nenek yang juga ibu anak ini menceritkan kisahnya lewat buku yang ditulisnya menggunakan setengah jempolnya

Fimela.com, Jakarta Marguerite Henderson, 57 tahun, dari Fife, nenek sekaligus ibu dua anak  berjuang untuk hidupnya. Ia telah menulis tentang pengalamannya yang mengerikan dengan harapan ia dapat membantu orang lain yang mengalami nasib yang sama. 

Seorang nenek bernama Marguerite  harus merelakan keempat anggota tubuhnya harus diamputasi setelah mengalami keracunan darah.

Ibu dua anak itu dibiarkan berjuang untuk hidupnya pada awal 2018. Ia mengalami sepsis atau komplikasi berbahaya akibat infeksi. Komplikasi infeksi tersebut dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta kerusakan pada banyak organ. Kedua hal ini dapat menimbulkan kematian.

Sepsis tersebut menyebar ke seluruh tubuhnya, lapor Daily Record.

Keadaannya tersebut membuat dirinya kehilangan lengan kirinya di bawah siku dan hanya memiliki setengah ibu jari di tangan kanannya. Sepuluh hari kemudian kedua kakinya diamputasi di bawah lutut.

What's On Fimela
Marguerite Henderson/dok. Daily Record
2 dari 3 halaman

Cobaan berat dimulai

Marguerite Henderson menggunakan tangan palsu/dok. Edinburg Live WS

Ia menyampaikan, cobaan beratnya dimulai dari potongan kertas di jari telunjuk tangan kanannya yang sangat kecil sehingga dia tidak tahu bagaimana itu terjadi.

Dia memerhatikan pada hari Minggu malam dan keesokan harinya menjadi melepuh.  Namun, tanganya semakin sakit hingga sampai pada hari Selasa dia sudah terlalu sakit untuk datang ke dokter umum.  Akhirnya. pada hari Rabu, putri tertuanya bernama Kim, 29, membawanya ke rumah sakit. 

Marguerite menghabiskan enam bulan di rumah sakit sebelum pulang ke paviliun yang dibangun khusus di rumah Kim di Crosshill, Five.

“Saya harus beradaptasi dengan cara hidup yang berbeda.  Saya adalah seorang ibu yang aktif dan mengasuh cucu-cucu saya. Dalam sekejap, saya tidak bekerja dan tidak bisa mengemudi,” paparnya.

Setahun setelah penyakitnya, Marguerite mengalami sepsis untuk kedua kalinya. “Karena saya mengenali jalurnya, saya langsung menjadi korban dan diberi antibiotik intravena selama lima hari, yang mengobatinya secara efektif,” ujarnya.

“Jika sampai di sana cukup cepat, dapat mengubah banyak hal menjadi lebih baik, daripada hal-hal yang berakhir seperti yang mereka lakukan untuk saya pada kali pertama.”

 
3 dari 3 halaman

Menceritakan kisahnya lewat buku yang ditulis 

Marguerite Henderson dan cucu/dok. Deadline News

Kondisi tersebut membuat hati Marguerite tergerak untuk menceritakan kisahnya lewat buku yang dia tulis tentang pengalamannya akan membantu orang lain.

Ia menulis buku berjudul 'Sepsis Raw dan Real', di mana buku tersebut  diproses begitu panjang saat dia mengetik semua 80.000 kata di komputernya dengan setengah jempolnya.

“Ada begitu banyak orang yang harus hidup dengan konsekuensi tertular sepsis.  Ini adalah penyakit yang mengancam jiwa,” ujarnya melansir Mirror.Uk. 

Ia mengatakan jika memiliki gejala, tanyakan pada diri dan tanyakan kepada dokter, 'Mungkinkah sepsis?', Terutama jika mengalami cedera apa pun, betapapun kecilnya.

“Itu memengaruhi Anda dengan sangat cepat, setiap detik penting.  Saya tidak sampai ke rumah sakit tepat waktu dan karena organ vital saya mulai menutup, semua upaya dilakukan untuk menyelamatkan organ saya.  Itu berarti itu pergi ke ekstremitas saya dan saya harus diamputasi,” tambahnya. 

Marguerite telah mendedikasikan buku itu untuk perempuan yang dia hargai dengan membuatnya berjalan kembali, fisionya Kerry Murphy. “Saya berharap buku ini membantu orang mengenali seberapa serius sepsis itu.  Tapi itu juga menunjukkan bagaimana Anda bisa menghadapi keragaman dan bangkit menghadapi tantangan.  Anda baru saja harus terus berjuang," tutupnya

 

#Changemaker