Fimela.com, Jakarta Mendeteksi Covid-19 kini semakin berkembang, Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usaha PT Enseval Medika Prima (EMP) bekerja sama dengan bioMerieux dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (Patklin) melakukan pemeriksaan syndromic testing yaitu dengan menggunakan Rapid Multiplex Polymerase Chain Reaction (PCR).
Rapid Multiplex Polymerase Chain Reaction (PCR) diklaim dapat mendeteksi material genetic dari beberapa target microorganisma patogen sekaligus. Sedangkan PCR sebelum memiliki keterbatasan hanya fokus pada deteksi satu virus saja.
"Jika menggunakan multiplax dapat mendeteksi banyak penyakit. Serta dapat mendiagnosis manajemen pengobatan penyakit," ujar dokter spesialis patologi klinik RS Medistra Jakarta Tonny Loho.
Selain itu, penanganan penyebaran COVID-19, salah satunya dengan melakukan penyediaan alat pemeriksaan laboratorium molecular untuk mendeteksi dan mendiagnosa virus dan pemeriksaan dengan metoda elisa untuk deteksi antibodi yang dihasilkan tubuh.
“Jadi pemeriksaan molecular inidapat dilakukan untuk beberapa jenis patogen secara bersamaan (syndromic testing) denga nlama pemeriksaan sampai mendapatkan hasil hanya membutuhkan waktu 45 menit ,” ungkap Sudirman, Business Unit Manager PT Enseval Medika Prima.
What's On Fimela
powered by
Ko-infeksi
Sudirman juga mengatakan teknologi pemeriksaan yang disebut rapid multiplex PCR ini, EMP bekerjasama dengan bioMerieux Francis, yang memproduksi dan mengembangkan solusi In-Vitro Diagnostic syndromic. Testing ini dan diberi nama Bio-Fire Film Array (sistem, reagen, perangkat lunak, dan layanan purna jual) untuk rumah sakit atau laboratorium pemerintan dan swasta dalam mendiagnosis penyakit menular seperti Covid-19 ini.
Sudirman melanjutkan, selain diagnosis, manajemen pengobatan penyakit juga menjadi sangat penting karena sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal memiliki penyakit penyerta dan terjadi ko-infeksi (infeksi tambahan).
Ko-infeksi dapat memperburuk keadaan penderita dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Ko-infeksi yang sering terjadi adalah terdapatnya infeksi bakteri selain infeksi virus yang menyebabkan kondisi penderita menjadi sangat buruk.
"Untuk mengatasi infeksi bakteri ini, pemberian antibiotik yang rasional dan tepat menjadi sangat penting. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan kultur untuk mengetahui bakteri patogen yang menginfeksi," ujarnya. termasuk anti mikroba yang tepat untuk mengatasi infeksi tersebut.
#changemaker