Bukan Perokok, Ibu 2 Anak Ini Terkena Kanker Paru-Paru Langka yang Mengubah Hidupnya

Annissa Wulan diperbarui 15 Sep 2020, 18:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Sekitar 4 tahun yang lalu, Sarah McClung batuk berdarah, yang belum diketahuinya bahwa ia menderita kanker paru-paru langka. Ia kemudian menemui spesialis THT dan ahli onkologi di Corpus Christi, Texas yang menyarankannya untuk menghindari mengonsumsi keripik tortilla, bukan masalah besar.

Setahun setelahnya, Sarah kembali mengalami batuk hebat sampai muntah terus menerus, hingga ia tidak bisa makan dan minum. Sembilan bulan kemudian, Sarah mengidap pneumonia yang tidak bisa disembuhkan, yang ternyata merupakan efek samping dari kanker paru-paru yang salah didiagnosis dari awal, melalui cerita yang dibagikannya di Huffpost Personal.

Bulan Mei lalu, seorang ahli paru-paru mendiagnosis Sarah dengan kanker neuroendokrin paru-paru, penyakit langka yang merupakan penyebab utama dari kanker paru-paru yang ganas.

"Ini bukan apa-apa, tumbuhnya sangat lambat. Kamu hanya perlu operasi dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa," jelas dokter yang ditemui oleh Sarah waktu itu tentang kanker yang dideritanya.

 

 

2 dari 3 halaman

Sarah bukan perokok dan ia mengonsumsi makanan organik

Ilustrasi koma. Sumber foto: unsplash.com/Marcelo Leal.

Sarah memiliki seorang putra berusia 10 tahun dan seorang putri berusia 5 tahun. Sarah sendiri berusia 36 tahun, bukan perokok, mengonsumsi makanan organik, dan sekarang ada tumor kecil terjepit di bronkus kirinya.

Setelah mendapat diagnosis tersebut, Sarah pergi ke MD Anderson Cancer Center di Houston, melakukan janji temu dengan dokter, tes darah, dan pernapasan. Sarah juga langsung melakukan operasi dan pemulihan.

Antara waktu diagnosis dan operasi, Sarah memiliki waktu 1 bulan untuk pulih dari pneumonia, mempersiapkan diri, dan mempersiapkan anak-anaknya. Sarah pikir dirinya memiliki waktu bertahun-tahun untuk bersama anak-anaknya, sehingga ia merekam dirinya sendiri membacakan cerita-cerita anak dan menyanyikan lagu-lagu anak.

Suami Sarah memberinya dukungan untuk lebih kuat. Sarah mulai berlari lagi, walaupun dengan kesakitan.

3 dari 3 halaman

Kehidupan Sarah setelah menjalani operasi

Ilustrasi koma. Sumber foto: unsplash.com/Daan Stevens.

Di pagi hari ia harus menjalani operasi paru-paru, Sarah berada di rumah orangtuanya di pinggiran kota Houston. Segalanya menjadi lebih berat setelah Sarah melakukan operasi, paru-parunya terasa sakit.

Sarah tidak bisa mendekati anak-anaknya, merawat mereka seperti biasa. Setelah sekitar 2 bulan, Sarah baru bisa menggendong anaknya lagi, mereka akan merangkak dan berjalan ke arahnya.

Sekarang, sudah setahun sejak operasi dilakukan. Walaupun ada pengobatan untuk kanker neuroendokrin, namun belum ada obat yang bisa menyembuhkannya.

Saat ini, para dokter masih mengawasi paru-paru Sarah. Namun, Sarah bersyukur bahwa walaupun ia membawa kanker dalam hidupnya, ia masih bisa bersama dengan anak-anaknya, dengan orang-orang yang dicintainya.

Secara perlahan, Sarah kembali menjadi ibu bagi anak-anaknya. Bagaimana menurutmu, Sahabat FIMELA?

#ChangeMaker