Fimela.com, Jakarta Robert Barton menemukan dirinya sebagai seorang ayah, bersaama dengan putranya, di penjara. Tumbuh tanpa seorang ayah membuat Robert berjanji bahwa ia akan selalu ada untuk anaknya.
Saat Ma, panggilan untuk ibu Robert memberitahunya bahwa polisi menangkap putranya, Robert bisa merasakan sakit yang sama ketika ia ditangkap di usia 16 tahun. Robert tahu bahwa ia seharusnya ada untuk ibunya dan tidak seharusnya membuat sang ibu membesarkan anaknya.
Robert meninggalkan putranya sama seperti ketika ia dulu ditinggalkan oleh sang ayah. Di usia ke 5 atau 6 tahun, Robert mengatakan kepada ibunya bahwa ia ingin melihat sang ayah.
Ayah Robert ternyata dipenjara di Lorton dan mereka tidak pernah lagi bertemu, hingga sang ayah dibebaskan ketika Robert berusia 8 atau 9 tahun. Sang ayah tinggal jauh dari Robert dan ibunya, namun sang ibu mengizinkannya untuk mengunjungi ayahnya.
Setelah 2 kali kunjungan Robert, rutinitas itu tiba-tiba berhenti. Di usia 10 tahun, Robert ketahuan mencuri dan Ma meminta sang ayah untuk memberi nasihat kepadanya.
Sosok ayah dalam kehidupan Robert Barton
Sebaliknya, sang ayah justru membawa Robert kemanapun saat ia menjual narkoba. Setelah itu, tidak ada kunjungan lagi, sampai Robert berusia 11 tahun dan di usia 20 tahun ketika ia ditangkap polisi, Ma menghubungi mantan suaminya agar ia mau menjenguk sang anak di penjara.
Sampai hari ini, Robert tidak pernah memanggilnya dengan sebutan ayah dan ia tidak ingin anaknya merasakan hal yang sama. Robert bertemu ibu dari anaknya di hari ulang tahunnya.
Saat itu, Robert sedang melarikan diri dari Oakville. Ketika perempuan tersebut memberitahu bahwa dirinya hamil, Robert memutuskan untuk tinggal bersama-sama, sehingga ia bisa hadir untuk sang buah hati.
Robert mendorongnya untuk kembali ke sekolah dan mendapatkan pekerjaan. Robert merencanakan masa depan mereka sebagai keluarga dan berusaha bangkit.
Sayangnya, jalan untuk mencapai rencana tersebut tidak semudah yang dibayangkan Robert, beberapa minggu kemudian, ia dipenjara karena pembunuhan tingkat pertama. Ketika anaknya lahir dan berusia beberapa minggu, perempuan tersebut membawanya mengunjungi Robert di penjara.
Momen pertama kali Robert melihat sang buah hati
Robert hanya bisa melihatnya melalui pintu kaca dan menangis sejadi-jadinya ketika kunjungan telah selesai. Usia anaknya baru menginjak 8 tahun saat pengadilan memberikan hak asuh kepada ibu Robert dan membuat Robert harus menandatangani formulir persetujuan atas hal tersebut.
Robert pikir dengan Ma yang membesarkan anaknya, semua akan baik-baik saja. Tidak pernah terbayang bahwa sang anak membutuhkan kehadiran seorang ayah di sisinya.
Ketika masih muda, sang anak mengatakan bahwa ia membenci laki-laki, karena menurut Robert, tidak ada sosok laki-laki dalam hidup anak tersebut yang bisa ia hormati atau sekedar untuk ditiru. Ma, Ibu Robert mencoba menjadi sosok ibu dan ayah sekaligus untuk anak tersebut.
Melihat tumbuh kembang putranya sendiri membuat Robert memahami betapa mengecewakan dirinya sebagai seorang anak bagi ibunya dan ayah untuk anaknya. Sekarang, ketika putranya telah bersama dengan Robert di dalam penjara, Robert berusaha menunjukkan rasa cintanya melalui perbuatan.
Walaupun masih belum bisa melakukan apapun karena Robert harus terpisah dari sang anak begitu diketahui dirinya positif COVID-19, Robert selalu berusaha hadir. Ia ingin belajar bagaimana menjadi ayah yang lebih baik untuk sang anak.
#ChangeMaker